bandungekspres.co.id, SUMUR BANDUNG – Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Kota Bandung terus berupaya menekan angka kekerasan dalam rumah tangga. Salah satunya dengan mebuka pelayanan pelayanan call center.
”Dengan call center 1500245, warga Kota Bandung yang mendapatkan kekerasan dalam rumah tangga, bisa mendapatkan pelayanan dan pendampingan,” kata Kepala BPPKB Kota Bandung Entin Kartini, di Balai Kota Bandung, kemarin (9/9).
Entin menjelaskan, masyarakat dengan masalah psikologis akan mendapatkan pendampingan dari konselor pada layanan tersebut. Selain itu, BPPKB juga memberikan pendampingan hukum sampai keluar putusan pengadilan. ”Kami memiliki kerjasama dengan psikolog,” ucap Entin.
Program itu, sambung Entin, juga guna merealisasikan instruksi presiden yang disosialisasikan melalui Gerakan Nasional Anti Kekerasan Seksual terhadap Anak (GN-AKSA).
”Kami berharap, warga yang mengetahui adanya kekerasan seksual terhadap anak atau bahkan korban yang mengalaminya sendiri dapat melaporkannya,” ajak Entin.
Di P2TP2A sendiri, setiap tahun selalu ada yang melaporkan tindak kekerasan. Meski tidak menjelaskan rinci mengenai jumlah, namun baik kekerasan dalam rumah tangga, maupun kekerasan pada anak, menurut Entin, P2TP2A Kota Bandung yang dibawahi BPPKB saat ini melaksanakan pelayanan sampai tuntas.
”Yang dimaksud tuntas, kami memberi support dari segi hukum, konseling, dan terapi untuk membantu korban menyembuhkan trauma,” tutur Entin.
Entin berharap, P2TP2A ingin menjadi wadah bagi warga dan anak kurang mampu dalam memperoleh keadilan dan perlindungan. ”Hingga Agustus lalu, tidak kurang dari 40 laporan kami terima. Kebanyakan kasus KDRT,” papar Entin.
Sementara itu, untuk menyukseskan program BKKBN pusat, Kota Bandung canangkan program satu kecamatan satu Kampung KB. ”Kampung KB adalah program pusat, di mana itu merupakan kampung yang dinilai kumuh, dengan peserta KB paling sedikit,” urainya sambil menambahkan, pilot project Lampung KB adalah Kelurahan Situsaeur.
Dengan ditunjuknya kampung KB, kata dia, diharapkan bisa lebih mendapat perhatian. Program KB disosialisasikan, sehingga kawasan kumuh jadi lebih layak untuk ditinggali. Namun, di Kota Bandung bukan hanya Kampung KB. Melainkan pembangunan di berbagai aspek.
