Guardiola sendiri menyampaikan pernyataan senada dengan Mourinho pada saat konferensi pers pertamanya di Etihad, dua bulan lalu. ”Yang saya ketahui sebelumnya, tidak mudah bagi pelatih baru untuk memenangi pertandingan di sini (Premier League),” sebut Guardiola.
Dalam pandangannya, pengalaman menghadapi Mourinho bisa menjadi bahannya untuk beradaptasi dengan cepat di Premier League. ”Saya sudah sering menghadapi para pelatih hebat. Pengalaman saya dengannya (Mourinho) ataupun dengan Juergen Klopp itu bagus. Karena merekalah yang membuat saya semakin hebat,” tuturnya.
Dengan ekspektasinya membawa Pablo Zabaleta dkk kembali menguasai Premier League, bukan hanya kemenangan yang dijadikan patokan Guardiola di musim pertama bersama City ini. ”Selain itu, saya ingin melakukannya dengan sebaik-baiknya,” imbuh mantan pelatih Bayern Muenchen dan Barcelona itu.
Di dalam konferensi persnya tadi malam, Guardiola menilai bukan hanya dirinya yang masih belum menyempurnakan permainannya. ”Sama saja. Jose juga butuh waktu, kami butuh waktu. Dunia tidak memberi kami waktu, lihat saja apa yang terjadi di Old Trafford,”katanya.
Terkait dengan bermain tanpa Aguero, sebagaimana diberitakan sebelumnya ada opsi memainkan Kelechi Iheanacho sebagai ujung tombak. Hanya saja, dengan tensi di laga sekelas derby Manchester ini maka terlalu riskan apabila menurunkan wonderkid Nigeria itu langsung sebagai starter.
Situs The Boot Room menyebut, ada opsi false nine andai Guardiola tidak mau berjudi dengan Iheanacho. Bukan lagi dengan 4-2-3-1, melainkan dapat berubah jadi 4-3-3. Guardiola dapat mengoptimalkan pemain-pemain seperti Nolito, Sterling dan De Bruyne sebagai false nine. ”Kami akan mencobanya, dan melakukan segalanya dengan baik. Kami bermain bagus dalam beberapa momen, terutama ketika di Bucharest (leg pertama playoff Liga Champions), dan babak pertama kami menghadapi West Ham,” tegasnya. (ren/asp)