Ekspor Kopi hingga Mancanegara

Kopi menjadi minuman yang sangat populer di belahan dunia manapun. Indonesia memiliki banyak daerah yang potensi untuk mengembangkan pertanian kopi seperti Kabupaten Bandung.

YULLY S YULIANTI, Soreang

KOPI asal Kabupaten Bandung sangat diminati pasar internasional dengan harga tinggi. Bahkan pernah mendapatkan beberapa penghargaan bergengsi. Oleh sebab itu, Pemerintah Kabupaten Bandung akan memperluas lahan perkebunan kopi di kawasan perbukitan dan pegunungan, seiring dengan masih tingginya permintaan kopi, baik dari dalam negeri maupun dari berbagai negara.

Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung Tisna Umaran mengatakan, permintaan kopi dari dunia internasional sebanyak 80 persennya berupa kopi arabika, dan 20 persennya adalah jenis robusta. Karena kopi robusta ditanam di dataran rendah, sedangkan kopi arabika ditanam di dataran tinggi. Namun persentase produksi kopi di Indonesia, katanya, kondisinya terbalik dengan kebutuhan internasional. Indonesia malah memproduksi 80 persen kopi jenis robusta dan 20 persen kopi jenis arabika.

”Sedangkan di Kabupaten Bandung ini kebanyakan yang tumbuh adalah jenis arabika, dan memang cocok ditanam di dataran tinggi di Kabupaten Bandung. Karena, di wilayah kita banyak pegunungan, oleh karena itu, akan sangat menguntungkan kalau lahan perkebunan kopinya diperluas,” kata Tisna saat wawancara di Kantor Pemerintah Kabupaten Bandung kemarin (16/8).

Tisna mengungkapkan, di Kabupaten Bandung, katanya, terdapat sekitar 12 ribu hektare lahan perkebunan kopi. Sebagian kopi tumbuh di lahan milik Perhutani, sedangkan sisanya di lahan pribadi milik warga. Hingga kini terdapat sekitar 400 ribu pohon kopi di Kabupaten Bandung.

Lahan kebun kopi tersebar di berbagai kecamatan yang terletak di dataran tinggi, yakni, Kecamatan Cimenyan, Cilengkrang, Cicalengka, Nagreg, Ibun, Kertasari, Pangalengan, Cimaung, Pasirjambu, Rancabali, dan Ciwidey. Sehingga, beberapa koperasi atau produsen kopi di antaranya meraih penghargaan tingkat nasional sampai internasional. Hingga kini, katanya, para petani kopi kewalahan memenuhi seluruh pesanan para peminatnya dari mancanegara, karena, kopi jenis preanger ini sudah diekspor ke Maroko, Korea Selatan, Amerika Serikat, dan sejumlah negara di Eropa dan Timur Tengah.

”Setiap tahun lahan perkebunan kopi di Kabupaten Bandung bertambah sekitar 1.000 hektare. Bertambahnya luas perkebunan kopi ini seiring dengan menurunnya angka perambah hutan. Sampai sekarang, harga kopi untuk diekspor sangat bangus dan menguntungkan petani,” ungkapnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan