Mereka yang Lama Menjual Makanan Indonesia di Filipina

”Harus diganti bahannya, gimana cara kita lah,”katanya. Saat ini dia punya lima koki yang semua berasal dari Indonesia. Jadi, mereka bisa berembuk untuk mencari jalan keluar bagi masakan Indonesia yang bahannya sulit dicari. Dan, voila, ada jalan keluar yang membuat masakan tetap pantas dihidangkan.

”Saya harus merasakan. Setiap hari harus ada quality control-nya,” kata Mariana. Dia mengungkapkan, untuk orang Filipina, rasa yang keluar tetap jempolan. Buktinya, setelah hampir lima tahun dia berjualan, banyak orang Filipina yang suka. Saat jam makan siang, 80 persen yang datang ke tempatnya adalah orang Filipina.

Saat malam, baru orang Indonesia mendominasi sampai 90 persen. Warung Mariana selama ini buka 24 jam nonstop mulai Senin sampai Sabtu. Meski ada bumbu yang hilang, best seller Warung Indo adalah beef rendang. Sulitnya mendapatkan bumbu membuat beberapa makanan seperti ketoprak maupun kare sulit menyamai rasa asli.

Warung Indo adalah salah satu restoran Indonesia yang sudah lama ada di Metro Manila. Usaha itu bermula setelah suami dan empat temannya mengambil alih sebuah restoran Indonesia yang hanya bertahan dua tahunan karena pemiliknya balik ke Indonesia. Sebulan setelah restoran diambil alih, dia baru bergabung.

Potensi makanan Indonesia di Filipina sangat bagus. Tidak sepeti restoran Jepang yang ada di mana-mana. Untuk mendapat pasar orang Filipina, dia sengaja tidak menyajikan makanan terlalu pedas. Maklum, Filipino (sebutan orang Filipina) tidak terlalu suka spicy food. Setiap hari, dia mengaku, ratusan porsi bisa dijual.

Sekitar 10 kilometer dari Makati, tepatnya di Kota Pasig, ada pula restoran yang menyajikan makanan Indonesia. Namanya Warung Kapitolyo. Kapitolyo tidak merefleksikan nama pemilik atau mewakili Indonesia, tapi merupakan salah satu area di Pasig. Lokasi tersebut dikenal sebagai kawasan kuliner.

Tempat makan itu dikelola dua perempuan paro baya. Mereka akrab disapa Miss Louh dan kakaknya, Tess. Saat berbincang di Indonesian Food Festival 2016, Louh fasih berbahasa Indonesia karena 28 tahun tinggal di Jakarta bersama suami dan disusul kakaknya beberapa tahun kemudian.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan