KENAKALAN remaja saat ini sudah sangat menghawatirkan. Merebaknya kenalakan tersebut, kerap disangkutkan pada buruknya pengawasan guru di sekolah.
Menyikapi hal itu, Wakil Bidang Kerjasama Kwarda Jawa Barat Saeful Bachri menilai, satu jam sejak siswa atau siswi pulang dari sekolah, itu sudah bukan tanggung jawab guru.
”Biasanya kegiatan di sekolah hanya sampai pukul 12 siang atau satu siang. Nah, perjalanan menuju rumah bukan lagi tanggung jawab sekolah. Dan siswa ketika sudah sampai rumah, sudah menjadi tanggung jawab orangtua,” papar Saeful kepada Jabar Ekspres ditemui di Kwarda Jabar, belum lama ini.
Dia mengatakan, banyak siswa yang tidak langsung pulang ke rumah setelah kegiatan belajar mengajar selesai. Walhasil, banyak siswa yang akhirnya terkontaminasi pergaulan yang tidak baik. Semisal nongkrong atau berkumpul di tempat-tempat tertentu.
Menyikapi hal itu, Saeful menilai, orangtua harus bisa memastikan kegiatan anak mereka selama seminggu penuh. Termasuk, memasukan mereka pada organisasi positif agar mereka tetap beraktivitas.
Biasanya, kata dia, anak yang ikut organisasi akan disibukkan dengan kegiatan organisasinya. Dengan begitu, pikirannya akan tumpah untuk memikiran organisasi pasca di sekolah.
”Ketika di rumah, anak rata-rata yang ikut organisasi akan langsung beristirahat. Jarang nongkrong gak jelas,” urainya.
Dia berpandangan, siswa memang perlu untuk didorong mengikuti kegiatan ekstrakulikuler di sekolah. Dibutuhkan juga sosok panutan pembina di sekolah. ”Hal itu, agar menarik siswa mengikuti ekstrakulikuler di sekolah,” tuturnya.
”Nggak cuma Pramuka, tapi organisasi yang lain juga bisa,” tambahnya.
Dia berharap, lingkungan dan aktivitas yang baik di sekolah bisa mulai mencegah kenakalan remaja. Seperti masuk geng motor, terkena narkoba dan lainnya sebagainya.
Diakui olehnya, remaja merupakan penurus bangsa. Untuk itu, perlu dipupuk sejak dini. ”Minimalnya mulai dari sekolah dasar hal ini bisa dilakukan,” pungkasnya. (nit/rie)