Proyek Reklamasi Jakarta Sedot 80 Persen Material dari Jabar

bandungekspres.co.id, BANDUNG – Proyek Reklamasi di Pantai Jakarta ternyata memiliki dampak kerusakan lingkungan di Jawa Barat. Sebab, hampir sebagian besar material untuk menimbun pantai berasal dari daerah Jabar.

Melihat kondisi ini, Wakil Gubernur Deddy Mizwar mengaku, menyimpan kesedihan yang mendalam. Sebab berdasarkan penuturan dari Wahana Lingkungan Hidup Jabar, kerusakan alam dan lingkungan dari daerah Bogor Barat sudah semakin parah.

Dengan nada suara yang berat dan mimik muka memendam kesedihan, Deddy mengatakan, sebuah peradaban janganlah dibangun di atas sebuah kemaksiatan, serta mengorbankan kepentingan masyarakat lain.

”Termasuk lingkungan untuk pembangunan, jangan memindahkan bencana dan kemiskinan dari tempat yang satu ke tempat lainnya,” tegas Deddy saat diskusi bersama Walhi Jabar di Babakan Siliwangi, kemarin (22/5).

Dia mengatakan, proyek reklamasi tersebut sekitar 80 persen menyedot eksploitasi batu dan pasir. Material tersebut, kata dia, berasal dari Bogor Barat.

Dampaknya, kata dia, jalanannya di sana hancur untuk masyarakat. Berdasarkan informasi, kata dia, punglinya Rp 240 juta sehari untuk delapan pihak.

”Enggak ada penegak hukum di sana. Satu tahun itu Rp 80,4 miliar punglinya. Itu semua hanya untuk membangun 17 pulau reklamasi Jakarta utara,” ungkap Deddy.

Melihat kondisi ini, Deddy bertekad akan terus melakukan perlawan dan menempuh jalur hukum dan negosiasi. Walaupun langkah tersebut acapkali menemui jalan buntu.

”Saya bilang saya akan melawan terus sampai saya mati. Walaupun saya tahu tidak akan menang, walaupun saya tahu jauh dari menang tapi saya akan melawan terus sampai saya mati,” tegasnya.

Sementara itu, untuk pembenahan Sungai Citarum Pemprov Jawa Barat hingga saat ini terus berkomitmen untuk memperbaiki Sungai Citarum dan telah membentuk 130 Komunitas Eco Village dari 170 desa yang ada di bantaran sungai.

”Mereka ikut dilibatkan dalam membenahi sungai tersebut. Selain itu, ada 15 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang terlibat untuk merevitalisasi Citarum,” tuturnya.

Selain itu, edukasi atau pendidikan lingkungan penting dilakukan dalam memberikan wawasan lingkungan kepada anak-anak usia sekolah. Sehingga ke depannya akan tercipta sebuah generasi yang sadar akan lingkungan.

Tinggalkan Balasan