13 Orang Ditembak, Tiga Tersayat di Dua Daerah

Kapolsek Kotagede Kompol Suparman mengatakan, kejadian tersebut bermula saat korban pulang sekolah pukul 12.45. Sesampai di Jalan Nyi Pembayun, Kotagede, Jogja, tepatnya di utara Lapangan Karang Kotagede, korban didekati seorang lelaki tidak dikenal yang mengendarai sepeda motor jenis Honda Supra. Pelaku mendekati korban, kemudian menyayat lengan kanan dengan menggunakan senjata tajam jenis cutter. Pelaku kemudian kabur ke timur. ”Pelaku diperkirakan tiga orang. Satu orang mendekati korban, dua lainnya mengawasi dan mengamankan jalur kabur,” ujar Suparman kepada Radar Jogja Senin (25/4).

Satu korban lainnya yang diserang orang tak dikenal adalah K, pelajar SMK berumur 16 tahun. K diserang saat pulang dari sekolah dengan sepeda motor di daerah Prenggan, Kotagede. Berdasar kesaksian sejumlah orang di sekitar TKP, korban dipepet pelaku, kemudian lengan kanannya dilukai. Korban pun dirawat di Rumah Sakit Hidayatullah.

Sosiolog kriminal dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Suprapto mengatakan, ada empat kemungkinan motivasi pelaku melakukan aksi kriminal itu. Pertama, kata dia, kejadian tersebut bisa jadi berkaitan dengan pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak yang salah satunya digelar di Kota Jogja pada 2017. ”Tapi, kecil kemungkinan arahnya ke situ,” kata Suprapto saat dihubungi kemarin (27/4).

Kedua, tindakan itu adalah upaya eksistensi diri sebuah kelompok atau geng tertentu untuk unjuk kekuatan agar musuhnya mengetahui. Bisa juga seseorang agar diketahui jasanya dan bisa digunakan kekuatan tertentu yang membutuhkan. ”Kemungkinan ketiga adalah kegiatan iseng dari orang tertentu sebagai pelampiasan kondisi kejiwaannya,” ungkap dia.

Kemungkinan keempat, menurut Suprapto, penyayatan itu adalah syarat aliran tertentu agar anggotanya bisa naik tingkat apabila bisa berhasil melukai lengan kanan korban. Sebab, tiga korban menderita luka sayat tepat di lengan kanan. ”Tidak hanya bacok, tapi memilih lengan, spesifik lagi sebelah kanan,” ungkapnya.

Sementara ini, dia lebih condong pada kemungkinan nomor dua dan empat. Kendati, banyak yang menduga bahwa pelakunya psikopat.

”Kalau psikopat masuk ke kemungkinan ketiga karena kondisi kejiwaan tertentu. Hanya, kalau psikopat, dia asal saja menyakiti, bisa kepala atau bagian tubuh lain. Tapi, ini kenapa harus lengan kanan, seperti ada kriteria tertentu,” paparnya. Dia juga meragukan bahwa penyerangan itu identik dengan pelemparan petasan terhadap simpatisan partai beberapa waktu lalu. Menurut dia, hal tersebut tidak berkaitan dengan insiden di Sleman itu.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan