bandungekspres.co.id – Rencana Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat yang akan melakukan sensus ekonomi terhadap para pelaku usaha diharapkan bisa menjadi awal pencatatan ekspor-impor yang berada di Jakarta yang masuk ke Jabar.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Barat Dedi Widjaya mengatakan, sensus ekonomi tahun ini diharapkan bisa mendapatkan data valid. Sehingga, hal ini bisa mendata jumlah ekspor-impor industri yang selama ini dilakukan di Jabar.
’’Sebenarnya sensus jangan dilakukan 10 tahun sekali, tapi diusahakan 5 tahun sekali. Agar data yang didapatkan lebih up to date,’’ katanya kepada wartawan saat ditemui di kantor BPS Jabar, Jalan Suci Bandung, kemarin (1/3).
Dedi mengungkapkan, selama ini kondisi pertumbuhan ekonomi di Jabar berubah sangat cepat dalam waktu lima tahun sekali. Sehingga agar bisa lebih cepat acuan data valid mengenai perekonomian harus di-update sesegera mungkin,’’ ungkapnya.
Lebih lanjut Dedi menjelaskan, pihaknya tentu harus mengetahui acuan itu dengan data yang baru. Jadi, para pengusaha bisa lebih mudah menentukan langkah bagaimana menjalankan strategi usahanya.
’’Dengan demikian, para pengusaha bisa mengatur strategi dalam mengembangkan usahanya apabila mengetahui data dengan lengkap dan cepat,’’ paparnya.
Dalam menyikapi permasalahan inipun, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yang diutarakan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan. meminta agar BPS bisa memperbaiki data kegiatan ekonomi di Provinsi Jabar secara valid. Di mana data kegiatan ekonomi tersebut mencakup jumlah dunia usaha, produktivitas, jumlah tenaga kerja, hingga kegiatan ekspor industri pengolahan nasional. (dn/fik)