Menpora: Biar Presiden Yang Memutuskan

Yang Penting Kompetisi Bisa Jalan Lagi

bandungekspres.co.id– Dinamika sepak bola Indonesia terus bergulir dan belum menemukan ujungnya. Apalagi setelah pertemuan antara Kemenpora dan Komite Ad Hoc PSSI di Istana Presiden Selasa lalu yang mengisyaratkan adanya pencabutan pembekuan organisasi PSSI. Tetapi, kepada media, Menpora Imam Nahrawi menegaskan bahwa dirinya menyerahkan keputusan semua kepada Presiden Joko Widodo.

Dalam kajian tersebut, Imam menyebut adanya persoalan hokum, kronologis, pemberian sanksi hingga harapan masyarakat luar Indonesia secara umum akan sepak bola Indonesia menjadi lebih baik. ”Sehingga kami yakin hasil kajian ini akanmemberikan harapan bagi tata kelola sepa bola Indonesia di masa mendatang,” terang Imam kemarin (26/2).

Kemenpora dalam dua hari terakhir memang terus mengintensifkan pertemuan untuk bisa memberikan hasil kajian dengan lebih komprehensif. Sehingga pada saat Presiden Jokowi nanti memberikan keputusan diharapkan muncul hasil yang lebih menguntungkan semua pihak. ”Yang jelas itu akan menguntungkan semua pihak, termasuk media,” urainya.

Tetapi, semua hasil kajian tersebut baru akan disampaikan Imam pada Senin awal pekan depan. Rencananya, upaya untuk bisa memberikan pandangan Kemenpora terkait PSSI kepada presiden harus tepat.

Seiring berjalan waktu, upaya untuk menggulirkan kompetisi atau turnamen sepak bola Indonesia terus menyeruak. Ini terkait dengan vakumnya kompetisi resmi sepanjang setahun terakhir sejak Mei tahun lalu. Apalagi keinginan pemain dan manajemen klub, hingga supporter untuk melihat penampilan klubnya dalam kompetisi berjenjang kembali menguat.

Hal ini juga menjadi perhatian Kemenpora. Sejumlah agenda turnamen sudah berjalan dengan koordinasi baik Tim Transisi dan BOPI dengan pihak penyelenggara. Dengan demikian, diharapkan Gatot S Dewa Broto, kepala Komunikasi Publik Kemenpora supaya operator turnamen yang muncul nanti bisa menjalin kerja sama positif dengan pemerintah.

Sebab, sejatinya Kemenpora ingi memberikan rasa aman kepada pelaku sepak bola itu sendiri. Sehingga bisa terhindar dari sejumlah kasus seperti tunggakan gaji, Kitas pemain asing telat hingga penertiban proses administrasi klub itu sendiri.

”Kami ingin turnamen atau kompetisi yang muncul bisa tampil beda,” jelas Gatot. Jangan sampai perilaku wasit yang kerap disudutkan kembali terulang. Sementara itu, perkembangan Indonesia Soccer Championship (ISC) yang muncul diharapkan bisa menjadi solusi terbaik.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan