UN Perbaikan Sepi Peserta

Satu Ruang Diisi Satu Peserta

bandungekspres.co.id– Penyelenggaraan Ujian Nasional Perbaikan (UNP) yang digelar mulai Senin (22/2) hingga Jumat (5/3), bisa disebut gagal. Tak hanya anggaran UNP yang belum jelas, penyelenggaraan UNP juga terlihat mengecewakan.

Sebab, sesuai fakta, dari 3.148 alumnus SMA/SMK se-Surabaya yang nilainya di bawah SKL (standart kompetensi kelulusan), hanya 1.404 lulusan yang daftar ulang UNP. Rinciannya, dari 2.322 lulusan SMA di bawah SKL, hanya 478 lulusan yang mendaftar UNP.

Sedangkan dari 936 lulusan SMK di bawah SKL, hanya 137 yang daftar UNP. Ironisnya lagi, yang hadir waktu pelaksanaan cuma 48 lulusan. Sebanyak 27 lulusan SMA dan 21 lulusan SMK.

Salah satunya terlihat di SMAN 1 Surabaya. Dari 82 peserta yang mengikuti UNP, ternyata hanya 15 siswa yang melakukan daftar ulang. ”Namun, pada pelaksanaan ternyata hanya satu lulusan yang hadir,” kata proktor SMAN 1 Surabaya, Tri Widodo ditemui di Lab 1 SMAN 1 Surabaya, kemarin.

Satu-satunya lulusan yang hadir adalah Nur Jannah Novita Sari, 18, dari SMA Muhammadyah 2 Gresik. Dia mengikuti UNP untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia. Melihat fakta lapangan seperti ini, bagaimana penyelenggara sekolah tidak kesal. Pasalnya, untuk UNP ini, proktor SMAN 1 Surabaya menyediakan lima server. Tiga server utama dan dua server cadangan. UNP digelar dalam tiga sesi. ”Satu server bisa menampung 40 siswa, tapi yang datang cuma satu. Tidak apa-apa, yang penting kita bisa maksimalkan server tersebut,” kata Tri.

Meski jumlah siswa yang ikut UNP sedikit, Tri tidak mempersoalkan. Sebab, baginya jumlah server yang banyak itu juga diperlukan untuk persiapan UNBK 2016 April mendatang.

Hal yang sama terjadi di SMKN 8 Surabaya. Dari pendaftar mencapai 81 orang, yang hadir dalam UNP di SMK yang berada di kawasan Ambengan tersebut hanya 3 orang. Minimnya jumlah peserta UNP tersebut diprihatinkan banyak pihak. Sekretaris panitia UN Jatim 2016, Gatot Gunarso menyatakan, banyak faktor yang membuat UNP ini sepi. Di antaranya, bertepatan dengan ujian tengah semester alumnus SMK/SMA yang sudah kuliah di perguruan tinggi. ”Kebetulan di kampus lagi ujian, mungkin karena itulah banyak lulusan yang tidak bisa hadir,” kata Gatot ketika sidak di SMA kompleks, kemarin.

Tinggalkan Balasan