Adu Jotos Warnai Unjuk Rasa

[tie_list type=”minus”]

 Terkait Lahan Gunungsari Lembang

[/tie_list]

bandungekspres.co.id– Ratusan massa dari Pemuda Mandiri Peduli Rakyat (PMPR) menggeruduk Kantor Pemerintah Kabupaten Bandung Barat, kemarin. Mereka datang menyampaikan aspirasi terkait dengan tuntutan masalah Lapangan Gunungsari, Lembang. Usai melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor Pemkab, perwakilan massa dari PMPR diterima oleh Asisten Pemerintahan Aseng Junaedi dan Asisten Bidang Administrasi Umum Setda Pemkab Bandung Barat Maman Sulaiman.

Pada saat Asisten Pemerintahan Aseng Junaedi sedang menyampaikan pendapatnya terkait dengan tuntutan demonstran yang berkaitan dengan masalah lapangan Gunungsari Lembang. Saat itu perwakilan pendemo mengeluarkan kata-kata yang memancing emosi pejabat tersebut. Namun secara tiba-tiba sekelompok warga dari LSM dan ormas yang juga hadir dalam pertemuan itu juga tersulut emosinya. Tak terima dengan sikap pendemo, salah seorang anggota LSM sempat memukul perwakilan demonstran yang dianggap mengeluarkan kata-kata memancing emosi. Untungnya bentrokan lebih lanjut bisa dicegah oleh aparat keamanan yang berada di dalam ruangan. Keributan yang dikhawatirkan berlanjut hingga keluar ruangan tidak terjadi.

Ketua LSM GERAM Dekky Karwur yang sempat terlibat insiden baku hantam dengan massa dari PMPR mengungkapkan, adu jotos tersebut dipicu dengan kata-kata yang kurang sopan dilontarkan oleh para demonstran dari PMPR saat melakukan audiensi bersama perwakilan pejabat dari Pemkab Bandung Barat. Emosi muncul ketika dalam audiensi keluar perkataan yang tidak enak. ”Padahal kami dari awal tidak melarang adanya unjuk rasa ini. Karena buat kami, Kabupaten Bandung Barat lahir dari aspirasi rakyat, setelah terbentuk sudah barang tentu harus kita jaga semua asetnya,” katanya.

Sementara itu dalam aksinya, massa dari PMPR membawa karangan bunga bertuliskan turut berduka cita atas perampasan aset tanah milik rakyat oleh pemerintah. Selain membawa karangan bunga yang diletakan tepat di depan pintu masuk utama bupati, juga sengaja membuat kuburan. Menunjukkan simbol semua akan kembali ke kuburan dan bentuk kekecewaan masyarakat atas sikap pemerintah yang merampas tanah rakyat. Para pengunjuk rasa memersoalkan Lapangan Gunungsari Lembang yang berubah fungsi menjadi tempat bisnis. Alih fungsi itu menyebabkan lapangan sepakbola yang banyak melahirkan pemain Persib seperti Robby Darwis, Roy Darwis, Tantan dan Yudi Guntara dijadikan ruko. ”Tanah itu milik ahli waris Nyai Urki yang menikah dengan orang Italia. Dari pernikahan itu lahir Mafalda atau Nyi Sofiah yang menjadi ahli warisnya. Jelas kalau diruntut dari silsilah kepemilikan tanah, tidak ada disebut-sebut pemerintah,” tukas Ketua Umum PMPR Rohimat.

Tinggalkan Balasan