Masih Tumpuan Penjualan

[tie_list type=”minus”]Pangsa Pasar Lebih Jelas[/tie_list]

bandungekspres.co.id– Industri multifinance tahun ini lebih berharap pada penjualan mobil penumpang (passenger car). Sebab, tahun lalu pembiayaan kendaraan niaga (commercial car) terbilang buruk, sedangkan pembiayaan untuk passenger car tumbuh tipis.

Regional Manager PT Mandiri Tunas Finance Jatim Bali NTB Imron mengatakan, tahun ini pihaknya berharap pada pembiayaan mobil di segmen menengah ke atas. Mobil di atas Rp 200 jutaan punya pangsa pasar lebih jelas.

”MPV (multipurpose vehicle) masih bagus karena faktor kebutuhan. Kalau SUV (sport utility vehicle) juga bagus, tapi mungkin tidak sebagus MPV karena biasanya untuk style (gaya),” katanya kemarin.

Tahun lalu Mandiri Tunas Finance menyalurkan pembiayaan Rp 1,79 triliun untuk 12.896 unit mobil. Angka tersebut tumbuh 25,4 persen bila dibandingkan dengan capaian 2014. Tahun ini perseroan menargetkan pembiayaan untuk passenger car sebanyak 70 persen.

Hingga 2013, perseroan sebenarnya banyak mengalokasikan plafon pembiayaan untuk commercial car, mencapai 60 persen. Namun, seiring turunnya harga komoditas, ditambah perlambatan ekonomi global, anak perusahaan Bank Mandiri tersebut mengubah portofolio.

”Mobil pikap, truk tronton, kinerja pembiayaannya buruk semua karena dunia usaha lagi lambat. Kalau kami genjot ke situ, malah bisnis kami hancur karena kami harus jaga performance dan NPL (non-performing loan),” paparnya.

Hal senada diungkapkan Head of Region PT Adira Dinamika Multifinance Tbk Jatim Krisdianto. Tahun ini pihaknya berharap pada kinerja pembiayaan passenger car. Namun, pihaknya lebih mengutamakan kinerja pembiayaan mobil low cost green car (LCGC) dan low MPV yang harganya terjangkau.

”Segmen menengah ke atas tetap tumbuh, tapi tidak banyak. Karena varian baru pada mobil SUV hanya membuat pembeli menukar atau mengganti dari mobil lama. Jadi, tidak menciptakan market baru,” ujar dia.

Anak perusahaan Bank Danamon itu pun berencana mengubah portofolio pembiayaan. Passenger car yang tadinya berkontribusi 30 persen diproyeksikan naik menjadi 50 persen. Artinya, pembiayaan untuk commercial car akan dikurangi dari 70 persen menjadi 50 persen.

Menurut Krisdianto, hingga akhir 2014, perseroan mengalokasikan plafon pembiayaannya ke commercial car hingga 80 persen. Namun, tahun lalu jumlahnya dikurangi menjadi 70 persen.

Tinggalkan Balasan