Ajak Warga Tanam Pohon

bandungekspres.co.id– PT Perhutani berbaur bersama warga Kampung/Desa Desa Cihawuk, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, melakukan penanaman pohon. Program penanaman pohon itu dilakukan sebagai bagian dari menuju Citarum Bestari di Kawasaan Penguasaan Hutan (KPH) Bandung.
Kepala Divisi Regional Jawa Barat/Banten PT Perhutani Elan Barlian mengatakan, pihaknya melaksanakan kegiatan tersebut untuk meningkatkan sistem pengelolahan hutan di Jawa. Apalagi, terkait dengan kehadiran UU Desa terutama desa-desa yang berada di sekitar hutan,
”Ini dilakukan untuk menjamin kelestarian hutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang ada disekitar hutan,” kata Elan kemarin (16/12).
Elan pun mengungkapkan, Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) sudah merata di tiap KPH. Bahkan tingkatkan dengan model sesuai potensi lokal.
Dia berpandangan, PHBM tidak harus dipaksakan berdasarkan jenis tanaman. Tapi disesuaikan dengan potensi lokal yang ada di wilayah itu. ”Misalkan, hutan lindung tidak boleh ditanami tanam pertanian. Tapi mungkin di situ jasa lingkungan yang bisa dikembangkan,” ungkapnya.
Dia merinci, tanaman yang dikerjasamakan dengan PHBN terbagi atas tanaman jagung, jahe hingga lengkuas. Bahkan pihaknya pernah panen raya lengkuas di KPH Bogor.
”Di hutan lindung bisa ditanami berbagai jenis tanaman obat. Sebab, jenis tanaman itu yang tidak membutuhkan pengolahan secara intensif,” ungkapnya lagi.
Sementara itu, Administratur KPH Bandung selatan Bambang T.M mengungkapkan, pihaknya membangun sistem penglolaan bersama masyarakat. Sebab, selama ini untuk daerah hulu Citarum yang notabene banyak ditanami sayuran oleh masyarakat ini, ternyata memiliki banyak lahan kosong di bawah pepohonan.
”Namun ada beberapa kendala. Di antaranya tanaman kopi itu baru berbuah satu atau setengah tahun. Sehingga masa-masa itu perlu ada solusi bagaimana, kebutuhan petani itu bisa teratasi,” ungkapnya.
Untuk hulu Citarum, kata Bambang, dari 2003 yang dulu sampai terjadi perambahan sampe 15 ribu hektar itu sudah teratasi. Sekarang tinggal menyiksakan 1.600 hektar yang belum sempurna. (yul/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan