Kapolsek menambahkan, pihaknya masih mendalami kecelakaan maut ini. Apakah ada kelalaian dari sopir metromini, masinis kereta atau kelalaian petugas palang pintu lintasan kereta api Angke. ”Kesimpulan sementara salah si sopir. Tapi kami masih dalami kecelakaan ini,” ujarnya.
Kecelakaan itupun menjadi tontonan warga. Bahkan hingga kemarin sore (6/12) warga masih berkerumun di sekitar lokasi kejadian. Mereka tidak mengkhawatirkan kereta yang melintas. Meskipun sudah diperingati oleh anggota Polsek Tambora agar jangan menjadi tontonan, tetap saja warga kukuh ingin melihat bangkai metromini. Ada juga beberapa warga yang mengabadikan foto bangkai metromini dengan ponsel genggamnya.
Dalam kecelakaan itu ada beberapa barang milik korban yang sempat berserakan di pinggir rel dan di dalam rel. Seperti sobekan pakaian, perhiasan, handphone, hingga bra. Namun warga yang menemukan barang-barang tersebut diberikan kepada polisi.
Baca Juga:Harus Buat Flyover atau UnderpassSinergitas Demi Jabar ’Kahiji’
Untuk mengetahui penyebab kecelakaan, dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi pun turun ke lapangan dan menyisir setiap jalur rel yang jadi lokasi kejadian. Tim yang berjumlah 7 orang dengan seragam baju putih dan biru inipun datang ke lokasi sekitar pukul 16.00.
Ketua Sub-Komite Kecelakaan Lalu Lintas Angkutan Jalan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Leksmono Suryo Putranto mengatakan pihaknya akan mengumpulkan fakta-fakta di lapangan. Sebab, sejauh ini informasi yang didapat masih sebatas asumsi dari petugas KRL ataupun saksi-saksi dan warga.
Suryo mengaku tidak menargetkan sampai kapan proses penyelidikan tersebut dilakukan, tapi penyelidikan diupayakan sedetail mungkin guna mengungkap penyebab kecelakaan maut itu. ”Kami belum bisa memastikan penyebab kecelakaannya. Yang jelas, kami akan mengumpulkan fakta sebanyak dan sedetail mungkin,” ucap Suryo kepada awak media. (gum/jpg/fik)
