Hilangkan Jarak Bawahan dan Cairkan Suasana dengan Cycling

Dubes RI untuk Jepang Yusron Ihza Mahendra, dari Perokok ke Penghobi Sepeda

Yusron Ihza Mahendra membuat perubahan besar dalam hidupnya. Dikenal akrab dengan cangklong (pipa untuk mengisap rokok) yang selalu dibawa ke mana-mana ketika dulu menjadi anggota Komisi I DPR, duta besar RI untuk Jepang itu kini menjadi pencinta sepeda.

TRI MUJOKO BAYUAJI, Tokyo

SIAPA yang tidak mengenal Yusron Ihza Mahendra saat masih aktif di Komisi I DPR Anggota DPR periode 2004-2009 tersebut memiliki ciri khas. Selain memiliki konsep dan pemikiran yang brilian tentang dunia internasional, dia akrab dengan satu benda yang selalu dibawanya ke mana pun, yaitu cangklong.

‘”Kalau dulu ada ciri khas, misalnya ada yang nanya Yusron itu yang mana? Yang pakai cangklong,”’ ujar Yusron, lantas tertawa saat ditemui Jawa Pos (induk Bandung Ekspres) di sela-sela mendampingi rombongan DPR yang berkunjung ke Nagoya, Jepang, 12 November lalu.

Yusron memang selalu terlihat membawa cangklong. Koleksinya pun banyak, mencapai 200 buah. Dia mendapatkan koleksi itu dari berbagai negara yang dikunjunginya. Saat ini dia masih menyimpan cangklong tersebut, tetapi tidak lagi digunakan untuk membakar tembakau. ”Masih ada di meja kerja saya. Cuma untuk saya lihat-lihat,” ungkapnya.

Menginjak usia 58 tahun, Yusron mengaku berhenti merokok baru sekitar dua tahun lalu. Adik kandung Ketua Umum DPP Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra itu merasa sudah saatnya berhenti dari kebiasaannya merokok sejak kelas 3 SMA.

Yusron masih ingat betul dengan pernyataan guru SMA-nya waktu itu. ”Guru saya bilang, kita boleh melangkah, melakukan apa pun, tapi harus tahu berhenti. Makanya, saya bilang, ayolah berhenti. Saya memutuskan stop di usia 56 tahun,” tegas orang Indonesia pertama yang meraih Higashikuni-Nomiya International Prize dari kekaisaran Jepang itu. Keputusan stop merokok tersebut diambil Yusron sesaat sebelum dilantik menjadi Dubes RI untuk Jepang.

Ketika dilantik pada 24 Desember 2013, Yusron merasa perlu mengenal lebih dekat para staf KBRI. Namun, ketika itu, dia belum tahu cara agar dirinya sebagai Dubes tidak dianggap sebagai atasan oleh mereka.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan