Alex Ong, Warga Malaysia yang Peduli Tenaga Kerja Indonesia

Rela Jual Perusahaan agar Bisa Fokus

Alex Ong terjun mengurusi TKI berkat perkawanannya dengan dua aktivis buruh migran Indonesia. Pernah ditangkap dan diancam.

ZALZILATUL HIKMIA, Jakarta

Alex Ong
FOTO FOR JP

KEPEDULIAN: Alex Ong (ketiga dari kiri) dan Wahyu Susilo (kedua dari kiri) bersama TKI di Malaysia menghadiri acara di KBRI Kuala Lumpur, Malaysia baru-baru ini.

TANGIS pilu orang tua Adi bin Asnawi itu tak akan pernah dilupakan Alex Ong. Tangis itu pula yang menguatkan tekadnya untuk membawa pulang Adi ke kampung halamannya di Lombok Tengah.

’’Baik hidup maupun sudah meninggal,’’ kenang Alex tentang peristiwa di Desa Kediri, Kecamatan Kediri, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, sekitar sembilan tahun silam itu.

Dua tahun sebelumnya, Alex bersama Wahyu Susilo mendirikan Migrant Care, lembaga swadaya masyarakat yang peduli tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri. Turut bergabung di sana Anis Hidayah yang sudah aktif bersama Wahyu sejak sebelum berdirinya Migrant Care.

Adi adalah kasus pertama yang dia tangani yang kemudian kian membulatkan komitmennya untuk mengurusi TKI. Dan, karena janjinya kepada orang tua Adi tersebut, sepulang dari Lombok Tengah, bersama rekan-rekannya di Migrant Care, dia pun mengerahkan seluruh tenaga.

Tujuannya: mengembuskan ke istana kabar tentang Adi yang divonis mati dalam kasus pembunuhan majikannya, Acin, pada 2002 di Malaysia. Upaya itu tak sia-sia. Pemerintah bergerak. Selain menyediakan pengacara, pemerintah memboyong keluarga menuju Malaysia untuk bertemu dengan Adi

Adi pun akhirnya berhasil lolos dari hukuman mati pada 2008. Sebab, tim pembela mengajukan banding dan membuka fakta gangguan jiwa yang diidapnya. Dua tahun berselang, dia dipulangkan ke kampung halaman setelah menjalani pengobatan di RS jiwa di Malaysia.

Sejak itulah, Alex yang kini berusia 56 tahun tersebut semakin total memberikan perhatian kepada masalah TKI. Sebuah pilihan yang tentu tak lazim bagi seorang warga Malaysia, negeri tempat banyak pelanggaran hak kepada TKI terjadi. Juga, negeri yang kerap berselisih paham dalam banyak hal dengan Indonesia.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan