Pemeringkatan UMKM, Bangun Bank Data

bandungekspres.co.id – Pembahasan tentang lembaga pemeringkat usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) mengemuka dalam seminar penjaminan internasional yang digelar oleh Asosiasi Perusahaan Penjaminan Indonesia (Asippindo) di Nusa Dua, Bali, belum lama ini.

Kehadiran lembaga rating dinilai strategis dalam upaya pengembangan UMKM. Dengan adanya lembaga rating atau pemeringkat, akses pelaku usaha kecil terhadap sumber pendanaan bakal makin terbuka. Bank atau lembaga keuangan lainnya akan lebih mudah menyalurkan kredit ke segmen ini lantaran database tersedia dengan baik.

Saat ini pendirian lembaga pemeringkat UMKM sedang dirintis oleh Asippindo, asosiasi yang menaungi 20 perusahaan penjaminan di Indonesia. Lembaga pemeringkat tersebut berdiri secara indenpenden. Hingga kini masih dibahas bentuk badan hukum lembaga tersebut.

”Selama ini belum pernah ada sistem pemeringkatan UMKM di Indonesia. Kalau ini sudah jalan, kita bisa mengetahui rekam jejak dan kualitas dari UMKM,” kata Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga saat seminar.

Sebelum seminar dibuka, Puspayoga secara resmi membuka pameran produk UMKM berkualitas ekspor di lobi Hotel Westin, Nusa Dua. Puspayoga didampingi Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman Darmansyah Hadad, pejabat Kemenko Perekonomian, Kementerian BUMN, dan Ketua Asippindo Diding S Anwar mengunjungi stan UMKM yang memamerkan berbagai produk.

Sebanyak 17 stan menyajikan produk kerajinan perak, kopi bali, kain tenun bali, kerajinan kaca, pahatan kayu, produk perawatan tubuh, hingga produk fashion. Puspayoga berharap para pelaku UMKM terus mengembangkan produk-produk kualitas ekspor agar dapat bersaing di tingkat internasional.

Muliaman yang membuka seminar mengatakan, sejumlah indikator diterapkan untuk memberikan peringkat kepada UMKM. Yaitu indikator kuantitatif yang mencakup kelayakan usaha, kemampuan keuangan dan sebagainya. Sedangkan indikator kualitatif berkaitan dengan rekam jejak UMKM itu sendiri.

Semakin tinggi skor yang diraih oleh UMKM itu, pihak perbankan atau perusahaan penjaminan akan mudah memberikan kredit. Bahkan kredit bisa cair hanya dalam waktu sekitar tiga hingga lima jam. Tetapi Muliaman menegaskan bahwa pemeringkatan UMKM tidak semata-mata untuk memudahkan akses terhadap sumber permodalan. Lebih penting lagi pemeringkatan tersebut dapat membangun bank data menyangkut jumlah UMKM beserta potensinya di Indonesia.

Tinggalkan Balasan