Creative Writing Challenge Sejalan dengan Program Gubernur Jabar

[tie_list type=”minus”]Dukung Gaung Literasi[/tie_list]

BANDUNG – Untuk menyaring bibit-bibit penulis unggul, Harian Umum Bandung Ekspres bersama PT Pos Indonesia akan menggelar kegiatan bertajuk ’Pos Indonesia Creative Writing Challenge’. Kegiatan tersebut menjadi wadah candradimuka dalam mengasah kemampuan kaum muda dalam beraktualisasi melalui tulisan.

CREATIVE WRITING
BANDUNG EKSPRES/SUHENDRIK
SALING DUKUNG: Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat DR H Asep Hilman bersama PIC Pos Indonesia Creative Challenge Fia Afifah usai berdiskusi di gedung Disdik Jabar kemarin (12/10).

Diawali pada akhir Oktober 2015 hingga awal Januari 2016, tulisan seluruh peserta yang lolos dalam setiap tahapan akan dimuat di Harian Umum Bandung Ekspres beserta media lain di bawah naungan Jawa Pos Grup Jawa Barat. Para peserta diambil dari alumni kegiatan Creative Writing yang telah digagas Pos Indonesia sejak 2007 lalu.

Bambang Dwi Purwanto, vice President Komunikasi Korporat PT Pos Indonesia menegaskan, akan terus mengapresiasi hasil kreativitas kaum muda, terutama dalam hal kepenulisan. Sebab, untuk menumbuhkan kreativitas anak muda, dibutuhkan lebih banyak lagi wadah atau media bagi mereka dalam berkreasi. Salah satunya Pos Indonesia yang mendukung kegiatan Creative Writing Challenge.

’’Selain melakukan pembinaan kepada anak muda, kami juga melakukan monitoring terkait sejauh mana hasil yang telah kami berikan saat kegiatan Creative Writing sebelumnya,’’ paparnya kepada Bandung Ekspres kemarin (12/10).

Sambutan positif tentang kegiatan ini didapat dari Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat DR H Asep Hilman. Dia mengatakan, sudah menjadi kepedulian bersama terkait kegiatan literasi, bukan sekedar pemberantasan buta aksara. Kemudian, menulis menjadi bagian literasi. Pada poin menulis ini, diharapkan anak-anak Indonesia khususnya Jawa Barat sudah mulai terbiasa mengungkapkan hal yang dirasakan, didengar, dan dilihat. ’’Lalu, dia olah dengan potensi diri dalam bentuk tulisan,’’ ungkap dia.

Asep menganalogikan, potensi yang tidak tertampung biasanya menjadi sesuatu yang lain seperti graffiti. Kesan kreatif tersebut, tetap ada. Namun sayang, tidak ada yang mengarahkan. Karena itu, ke depan tentu harus lebih banyak lagi lembaga yang bisa menampung potensi kreatif anak muda. ’’Dengan adanya Pos Indonesia Creative Writing Challenge, mudah-mudahan potensi menulis kreatif bisa terwadahi. Pada akhirnya bisa memberi sumbangan terbaik pada pendidikan, khususnya di bidang literasi,’’ terang dia dijumpai di ruang kerja.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan