Satelit Pemantau Maritim Siap Mengorbit

BOGOR – Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) kembali meluncurkan buah karya anak bangsa, Satelit Equatorial pertama Indonesia, Lapan – A2/Lapan-Orari, kemarin. Satelit yang dibuat selama lima tahun ini, diperuntukan memantau kemaritiman Indonesia.

Satelit Equatorial
Istimewa

PERESMIAN: Presiden Joko Widodo didampingi Wakil Gubernurr Jawa Barat deddy Mizwar saat meluncurkan Satelit Equatorial

Satelit kedua yang dibuat di dalam negeri ini, mempunyai tiga fungsi yang mencakup bidang kemaritiman. Pemaqntauan kamera video dan kamera citra, melakukan identifikasi automatic kapal di lautan, komunikasi radio amatir serta mengidentifikasi pulau terluar di Indonesia.

Buah karya anak negeri yang rampung sejak Agustus 2012 ini, resmi diluncurkan oleh Presdien Joko Widodo, di Lapan, Kecamatan Rancabungur, kemarin (3/9). Presiden yang didampingi oleh Menteri Keuangan, Wakil Gubernurr Jawa Barat ini, sempat disindir untuk menguncurkan anggaran lebih bagi kegiatan penelitian.

”Kedepan, yang namanya penelitian, pengembangan, akan kami berikan porsi lebih besar. Tapi, penelitian yang konkrit, yang dibutuhkan oleh negara, masyarakat sesuai dengan visi ke depan, soal pangan, energi dan maritim, arahnya kesana,” paparnya.

Penelitian satelit ini, dianggap sangat membantu Pemerintahan dalam menjaga kedaulatan bangsa Indonesia. Apa lagi, Lapan kembali merancang satelit A3 yang diperuntukan untuk emmantanu sektor pertanian.

”Satelit kan untuk memantau dalam hal apapun, pertanian, cuaca, maritim, semua akan sangat baik dan bermanfaat kalau dilihat betul dari atas, seperti kapal masuk, pertanian juga bisa dilihat,” tandasnya.

Satelit Lapan A2 ini, akan diluncurkan di India. Sebelumnya juga sudah berhasil diluncurkan di ketinggian 630 kilometer, program pembangunan satelit Lapan-A1/Lapan-Tubsat, pada 2007 lalu. Satelit ini, merupakan kerjasama dengan TU Belin, Jerman.

Menurut Kepala Lapan Thomas Djamaludin, Lapan A2 akan diorbitkan dekat ekuator dengan inkinasi enam derajat pada ketinggian 650 kilometer. Satelit berbobot 78 kilogram ini, membawa misi untuk memantau permukaan bumi, identifikasi kapal laut dan komunikasi radio amatir.

”Terutama saat bencana dan identifikasi pulau terluar. Satelit ini juga dilengkapai kamera video resolusi lima meter dan kamera digital resolusi empat meter. Satelit ini akam melintasi wilayah Indonesaa sebanyak 14 kali sehari,” bebernya.

Tinggalkan Balasan