BPJS TK Optimistis Lewati Pelemahan Rupiah

[tie_list type=”minus”]Rakernas Proyeksikan Kepesertaan Buruh Nonformal[/tie_list]

BANDUNG – Kendati perekonomian sedang lesu, namun itu tak menurunkan proyeksi BPJS Ketenagakerjaan dalam menjaring keanggotaan. Untuk 2016, BPJS TK malah memproyeksikan 21,9 juta tenaga kerja baru atau naik 15 persen dari 2015. Tingginya proyeksi kepesertaan, juga diproyeksikan mengatrol upaya perolehan sebesar Rp 42,6 triliun dari iuran (24 persen dari 2015) dari iuran. Dengan jumlah klaim sebesar Rp 25,9 triliun (2016).

”Kondisi ekonomisi saat ini menjadi tantangan tersendiri. Terlebih, Kementerian Ketenagakerjaan juga melansir jika ada 30 hingga 40 ribu tenaga kerja yang kehilangan pekerjaan,” kata Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Elvyn G. Masassya usai Rapat Kerja Nasional BPJS Ketenagakerjaan Tahun 2015 di Hotel Hyatt, Jalan Aceh, Kota Bandung, kemarin (25/8).

Menurut Elvyn, pelemahan rupiah saat ini hanya temporary shocking terhadap fenomena devaluasi Yuan, Vietnam hingga isu politik lokal yang tak berkesudahan. Namun dia berkeyakinan, kondisi eksternal tersebut akan segera recovery hingga akhir tahun ini. ”Kami yakin pemerintah tidak tinggal diam,” ucapnya.

Lantas bagaimana cara mencapai tingginya proyeksi di 2016 jika dikorelasikan dengan kemungkinan banyaknya PHK saat ini, Elvyn mengungkapkan, dalam rapat kerja nasional diputuskan untuk berinvestasi di beberapa kanal distribusi. Salah satunya dengan pembangunan 121 kantor cabang (penuh) dan 107 kantor perintis. Dengan total penambahan aset tersebut, dia meyakini proyeksi di 2016 akan bisa tercapai. Sebab, tiap kantor cabang bertugas menjaring kepesertaan baru.

”Selain dari pekerja buruh dengan besaran gaji UMK, ke depan kita juga membidik tenaga kerja nonformal serta perusahaan-perusahaan yang belum ikut dalam kepesertaan BPJS,” paparnya.

Acuannya, kata dia, perusahaan di Indonesia sebanyak 600 ribu lebih. Sebaliknya, kepesertaan yang tercatat baru sekitar 269.981perusahaan. ”Potensinya masih ada. Di 2016 kami membidik kepesertaan hingga 5 persen nasional. Dengan catatan, tetap membidik perusahaan atas dan menengah,” paparnya lagi.

Sementara itu, dalam Rapat Kerja Nasional Ketenagakerjaan juga dipaparkan penerimaan iuran hingga Juli 2015 mencapai Rp 18,02 triliun. Jumlah itu tercatat naik 17,23 persen dibanding bulan sebelumnya. Seiring dengan itu, kepesertaan di Juli 2015 untuk ketenagakerjaan aktif mencapai 269.981 perusahaan atau setara 107,30 persen dari target 2015.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan