Warga Ambil Air Waduk Saguling

[tie_list type=”minus”]
Gunakan Pompa Air dengan Selang 150 Meter[/tie_list]
CIHAMPELAS – Warga Desa Tanjungjaya Kecamatan Cihampelas Kabupaten Bandung Barat harus mengambil air dari Waduk Saguling untuk memenuhi kebutuhan air di musim kemarau seperti saat ini. Warga mengambil air dari Waduk Saguling menggunakan mesin pompa air yang dimiliki warga dengan selang air sepanjang 150 meter untuk menyambungkan dari rumah warga ke Waduk Saguling.
Fardi Kumardi, 45, warga setempat menyatakan, sejak dua bulan terakhir, kekeringan terjadi di Cihampelas. Akibatnya, warga kesulitan air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. ”Solusinya kami beserta warga lain harus mengambil air dari Waduk Saguling menggunakan selang air dan pompa air yang dimiliki masing-masing warga,” kata Fardi kepada wartawan kemarin (6/8).
Teknisnya, kata dia, warga menggunakan pompa air untuk mengambil air dan selanjutnya ditampung terlebih dahulu di masing-masing sumur milik warga. ”Sumur di rumah saya saja memiliki kedalaman hingga 17 meter. Jadi, saya ambil air dari Saguling dan ditampung di sumur terlebih dahulu supaya air lebih bersih. Pengambilan air dilakukan satu minggu sekali saja hingga sumur penuh,” terangnya.
Rata-rata kedalaman sumur yang dimiliki warga di Desa Tanjungjaya dari 8 meter hingga 17 meter. Kondisinya saat ini sudah kering. Warga terpaksa harus menggunakan air Saguling yang memang kondisinya airnya tidak jernih. ”Mau gimana lagi, kita terpaksa menggunakan air dari Saguling untuk mandi dan mencuci piring walaupun sebenarnya kotor. Makanya ditampung dulu,” paparnya.
Untuk warga yang tidak memiliki mesin pompa air, lanjut dia, biasanya warga meminjam mesin pompa kepada warga lain yang memiliki pompa. ”Disewakan kepada yang tidak punya pompa seharga Rp 25 ribu sekali mengambil air. Untuk sekali mengambil air dengan pompa menghabiskan 5 liter bensin,” ujarnya.
Diakuinya, sebenarya di Desa Tanjungjaya sudah ada 4 titik sumur artesis. Sumur artesis tersebut merupakan bantuan dari pemerintah pusat. ”Tapi kondisinya sekarang airnya mulai surut. Dan yang saya sesalkan terkadang sumur artesis juga, airnya malah diperjualbelikan oleh oknum tertentu. Padahal, sumur artesis peruntukannya untuk masyarakat dan juga pengairan ke sejumlah sawah,” bebernya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan