Kirim Sinyal Untuk Rival

Berdasarkan statistic Whoscored, yang paling meningkat dari performa Argentina berada dari sisi persentase efektivitas serangannya. Apabila dalam empat pertandingan sebelum semifinal mentok hanya bisa membukukan 11,1 persen efektivitas serangannya, maka di Estadio Municipal de Concepcion, Concepcion kemarin meningkat tajam.

Angka 40 persen efektivitas serangan ke gawang lawan menjadi bukti bahwa Argantina sudah siap untuk memupus harapan tuan rumah. Meski demikian, Martino tetap waswas dengan kejutan yang sudah disiapkan Claudio Bravo dkk. Rasio 2,6 gol per game sudah jadi patokan bahwa tuan rumah menyimpan sinyal bahaya.

”Kami melawan Cile yang bermain lebih baik, dengan komposisi pemain yang bagus dan sudah diproses selama tiga tahun terakhir. Saya yakin Cile tidak akan berubah di final nanti, pun demikian dengan sikapnya kepada kami. Mereka akan menekan kami saat mereka punya momentum menyerang kami,” beber mantan pelatih Barcelona tersebut kepada situs berita Cile, Soychile.

Final Copa America ini menjadi yang kedua kalinya didapatkan Argentina. Tahun lalu, di Rio de Janeiro mereka juga melaju ke babak final Piala Dunia 2014, sebelum akhirnya dibungkam Jerman lewat gol Mario Goetze pada babak extra time. ”Walaupun ini bukan Piala Dunia, tapi ini penting bagi kami. Kami harus kerja keras untuk melawan Cile,” sebutnya.

Sementara itu, gelandang Argentina, Javier Mascherano tidak menduga bahwa tahun ini dia mampu membawa tim Tango melaju kembali ke final. Dikutip dari Mundo Deportivo, pemain yang ikut membawa Barcelona meraup treble winners pada musim ini bersama Barcelona tersebut menganggap dua kali final dalam setahun bukanlah kebetulan.

Terkait dengan permainan Cile yang banyak diuntungkan kartu merah dari setiap lawan, Mascherano enggan berkomentar. ”Kami tidak akan mengomentari bagaimana performa Cile. Mungkin kalau Cile bermain seperti itu, maka kami harus mengambil keuntungan,” tegasnya. (ren/mio)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan