JAKARTA – Sekitar tiga pekan jelang bulan suci Ramadan, harga bahan kebutuhan pokok (sembako) mulai merangkak naik. Pemerintah melakukan sejumlah antisipasi agar tidak terjadi lonjakan signifikan salah satunya membuka kran impor pada komoditas tertentu yang sulit dipenuhi dari dalam negeri.
Menteri Perdagangan Rachmat Gobel memastikan, pemerintah menaruh perhatian tinggi untuk menjaga stabilitas harga sembako jelang bulan puasa dan Hari Raya Idul Fitri. ’’Kita jaga supaya jangan sampai ada kenaikan signifikan di pasar. Bahwa, ada kenaikan itu memang cenderung terjadi karena ada kenaikan permintaan. Tapi, jangan sampai signifikan,’’ tegasnya kepada Jawa Pos melalui saluran telepon, tadi malam.
Rachmat yang sedang mengikuti Asia-Pacific Economic Forum (APEC) di Boracay, Filipina, menegaskan bahwa koordinasi ditingkatkan dengan beberapa lembaga dan kementerian terkait terutama Kementerian Pertanian. Agar, komoditas pokok seperti beras, bawang merah, bawang putih, gula, dan lainnya, tetap terjaga pasokannya.
Beberapa cara akan ditempuh untuk menjaga stabilitas harga sembako di momen tahunan ini. Meskipun, kata Rachmat, sejumlah komoditas akan dipenuhi melalui impor. ’’Untuk menjaga pasokan agar harganya juga tidak melonjak, beberapa komoditas memang kita impor. Misalnya cabe. Secara rinci apa saja yang akan diimpor masih kita bahas sih. Tapi, intinya short supply (memenuhi supply jangka pendek). Harga daging sapi juga insya Allah tidak ada masalah. Izin impornya sudah beres. Sudah cukup lah. Harga beras malah cenderung turun,’’ ulasnya.
Pemerintah, kata dia, akan selalu memantau perkembangan harga sembako terutama pada momen jelang Ramadhan dan hari raya Idul Fitri ini. Secara teknis pemantauan akan dilakukan dengan berbagai pihak di lapangan.
Kepala Humas PD Pasar Jaya Agus Lamun mengakui, dalam beberapa hari terakhir memang ada kenikan pada beberapa harga sembako. Namun belum signifikan. ’’Kenaikan di kisaran tidak sampai 10 persen. Kami lihat memang ketersediaan barang juga masih cukup. Stoknya masih cukup jadi harga terkendali,’’ ujarnya kepada Jawa Pos, kemarin.
Beberapa komoditas terpantau naik harga oleh lembaga yang mengelola pasar di wilayah DKI Jakarta itu di antaranya bawang merah dan telur. Meski begitu, kata Agus, belum ada peristiwa kenaikan masuk kategori fenomenal pada salah satu harga sembako. ’’Kenaikan sekarang sifatnya masih siklus tahunan. Sampai detik ini kita lihat kategorinya masih stabil, masih wajar,’’ yakinnya.