[tie_list type=”minus”]Bank Dunia Bujuk Jokowi[/tie_list]
JAKARTA – Presiden Joko Widodo, kemarin, mendapat tamu khusus. Delegasi yang dipimpin langsung Presiden Bank Dunia Jim Young Kim berkunjung menemui Jokowi. Salah satu institusi keuangan internasional yang sempat dikritik presiden dalam pidatonya di forum Konferensi Asia Afrika (KAA) beberapa waktu lalu itu, datang untuk menawarkan pinjaman baru ke pemerintah Indonesia.
Besaran utang yang ditawarkan adalah USD 11 miliar atau setara Rp 144,1 triliun (kurs Rp 13.100 per USD). Jangka waktunya untuk 3-4 tahun. ”Bank Dunia berkomitmen membangun kemitraan erat dengan Indonesia, kemitraan yang telah berlangsung selama enam dekade,” kata Kim, usai pertemuan, di Istana Negara, Jakarta, kemarin (20/5).
Menurut dia, pinjaman tersebut nantinya bisa dimanfaatkan untuk mendukung investasi pemerintah di beberapa bidang. Di antaranya, berkaitan dengan pembangunan dan pengembangan sumber daya manusia, kesehatan, dan bisnis pariwisata. Termasuk pula bidang-bidang khusus seperti energi, infrastruktur jalan, hingga pelabuhan.
’’Dalam banyak hal, Bank Dunia fokus agar menjadi lebih relevan bagi Indonesia. Indonesia adalah negara yang luar biasa,’’ lanjut Kim.
Dia membeber, Indonesia begitu penting di mata Bank Dunia. Sebab, menjadi salah satu pemegang saham. Apalagi, kantor Bank Dunia di Jakarta yang dibuka pada 1968, merupakan kantor pertama yang berdiri di luar Washington, DC.
Selain itu, Kim juga memuji pencapaian Indonesia dalam mengurangi angka kemiskinan secara signifikan dalam kurun 15 tahun. Yaitu, dari 24 persen pada 2000 menjadi 11,3 persen pada 2014. ”Kami yakin bahwa Indonesia akan terus mengurangi angka kemiskinan dengan cepat dan membantu lebih banyak rakyatnya keluar dari kemiskinan,’’ lanjutnya.
Beberapa waktu lalu, di depan sejumlah pemimpin negara-negara Asia Afrika di forum pembukaan KAA 2015, Jokowi sempat menyampaikan pandangannya tentang kondisi dunia yang masih sarat dengan ketidakadilan dan ketidakseimbangan. Sambil mengajak negara di kawasan Asia-Afrika bersatu membangun tatanan ekonomi dunia baru, presiden ketika itu sempat pula menyinggung tentang keberadaan Bank Dunia.
Dia menegaskan, pandangan tentang persoalan ekonomi dunia yang hanya bisa diselesaikan Bank Dunia, IMF, ataupun ADB (Asian Development Bank), adalah pandangan usang. ”Saya membaca pidato itu. Dan nyatanya, saya berbicara langsung kepada dia. Saya rasa, Presiden Jokowi tidak tahu bahwa saya dulu adalah aktivis, seorang doktor dan juga antropolog,’’ beber Kim, menimpali.