Napak Tilas 2006

[tie_list type=”minus”]

 Juventus menang agregat 3-2

[/tie_list]

 MADRID – Olympiastadion Berlin pernah memberikan tinta emas bagi persepakbolaan Italia setelah menjadi juara Piala Dunia 2006 silam. Sembilan tahun setelahnya, harapan yang sama pun akan diemban Juventus sebagai wakil Italia dalam Liga Champions usai memastikan tiket ke final, Kamis dini hari kemarin (14/5).

Bedanya, apabila ketika itu Gli Azzurri –julukan timnas Italia— mampu menumbangkan Prancis lewat adu tendangan penalti 5-3 setelah bermain 1-1 hingga babak perpanjangan waktu. Maka untuk pertandingan puncak pada 6 Juni mendatang Juventus sudah ditunggu Barcelona.

Kepastian mengulang memori Piala Dunia 2006 itu terlebih dahulu harus menanti selama 34 menit. Sebab, setelah Cristiano Ronaldo mencetak gol lewat tendangan penaltinya di menit ke-23, nyaris saja peluang Juventus tertutup karena Real hanya butuh menang 1-0 di leg kedua setelah kalah 1-2 pada leg pertama di Juventus Stadium, sepekan lalu (6/5).

Beruntung, ada ’’si mantan’’ Alvaro Morata yang memberi comeback bagus untuk Juventus. Assists Paul Pogba pada menit ke-57 mampu dikonversikan dengan apik oleh Morata. Sehingga, dengan skor akhir 1-1, Juventus unggul gol agregat 3-2 dan lolos ke final kedelapannya.

Mantan pelatih timnas Italia yang meraih trofi Piala Dunia 2006 Marcello Lippi menilai Juventus tahun ini mirip dengan timnya kala itu. Termasuk adanya Andrea Pirlo, Andrea Barzagli dan Gianluigi Buffon. ’’Merekalah DNA juara tahun itu, dan saya berharap hasil akhir juga berkata demikian,’’ ujar Lippi, kepada Tuttomercatoweb.

Lolosnya Juventus pun dengan ’’cara Italia’’. Sama seperti pada leg pertama di Turin yang hanya memberikan ball possession 44 persen bagi Buffon dkk, maka pada pertemuannya yang kedua di Madrid kemarin tidak jauh berbeda. Bahkan permainan Juventus jadi lebih bertahan dengan hanya 39 persen. Efektivitaslah yang jadi pembedanya.

Juventus hanya melakukan empat kali percobaan mencetak gol, dan satu di antaranya berhasil. Sedangkan enam kali tembakan yang tepat sasaran dari penggawa Real hanya bisa berujung satu gol. Itu pun hanya melewati titik penalti.

Pelatih Massimiliano Allegri menyebut keberhasilan lolos ke partai final ini akan menjadi pembuktian sepak bola Italia. Termasuk Juventus yang disebut-sebut mampu memainkan pola bertahan ala tim Italia. Artinya, tinggal Barcelona saja yang notebene klub penganut sepakbola menyerang, yang belum mereka tumbangkan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan