Hujan Sedikit, Roboh

[tie_list type=”minus”] Pembangunan Infrastruktur Pengaruhi Kekuatan Pohon[/tie_list]

MUSIM hujan, kini berganti musim panas. Namun, curah hujan semakin tinggi dari tahun ke tahun, sehingga berpengaruh pula pada kondisi lingkungan di Tanah Air. Terutama, pohon. Di Kota Bandung, kerap terjadi pohon tumbang setiap cuaca hujan disertai angin kencang. Terutama, di kawasan perkotaan. Apa penyebabnya?

Sebagian masyarakat menganggap, solusi agar pohon tumbang hanya satu. Yakni, memangkas pohon-pohon itu. Hal ini berarti mengurangi kerindangan Kota Bandung yang dikenal teduh. Namun, apakah itu satu-satunya solusi?

Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman (Diskamtam) Kota Bandung Arief Prasetya mengatakan, pembangunan infrastruktur yang sangat cepat, menuntut terbentuknya daerah hunian dan perkotaan yang cepat pula. Itu berdampak pada pengerjaan komponen fisik kota yang juga harus serba instan dan cepat. Termasuk, bagaimana dengan cepat membuat kondisi perkotaan cepat hijau dan indah.

Hal ini, lanjut Arief, membuat para pekerja atau pembuat taman berusaha mewujudkan daerah yang hijau dengan menanam pohon yang sudah besar dengan sistem putar (cabutan). Atau, membeli bibit pohon tapi dengan ukuran yang sudah besar berupa stek batang setinggi 3-4 meter. Dengan keahlian yang mereka miliki, maka pohon tersebut dapat ditanam dan dapat tumbuh dengan baik.

’’Tapi, apakah mereka memikirkan bagaimana pertumbuhan akarnya selanjutnya? Apakah dapat tumbuh dan menancap dengan kuat ke dalam tanah?,” tuturnya kepada Bandung Ekspres saat dihubungi kemarin (10/5).

Dia menjelaskan, ukuran batang pohon yang besar, kerap tidak sesuai dengan luasan tajuk dan akar yang ada. Misalnya, luasan tajuk pohon diameter 3m. Tapi, batang pohon berukuran diameter sekitar 30-40 cm. Menurut Arief, hal ini tidak serasi menurut ukuran alamiah. Biasanya, untuk diameter tajuk 3m, cukup untuk batang dengan diameter 10-15 cm.

Arief menerangkan, pohon banyak yang tumbang, karena adanya pembangunan fisik pada bagian dasar/tanah. Seperti, pengaspalan, pembetonan, pondasi bangunan/gedung bertingkat. ’’Semuanya membuat pertumbuhan akar pohon tersebut terbatas,” kata Arief.

Ditambah lagi, seringnya penggalian untuk pekerjaan PAM, PLN, saluran selokan, membuat akan pohon terpotong dan terpangkas cukup banyak. Hal ini berdampak sangat serius pada pohon tersebut, walaupun tidak menyebabkan kematian tumbuhan hidup. Sebab, hilangnya sejumlah akar menyebabkan ketidakseimbangan dalam proses transpirasi. Besarnya penguapan di level permukaan daun, tidak seimbang dengan suplai air dari dalam tanah melalui akar.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan