[tie_list type=”minus”]Target dari PT Angkasa Pura II[/tie_list]
JAKARTA – PT Angkasa Pura II menyatakan, sejumlah investor asing berminat menjadi mitra yang turut membangun dan mengelola Bandara Kertajati di Majalengka, Jawa Barat, dengan total investasi Rp 25,4 triliun. Bandara ini ditargetkan beroperasi pada 2017.
Direktur Utama PT Angkasa Pura II Budi Karya Sumadi mengungkapkan bahwa sejumlah investor potensial yang bisa diajak kerja sama berasal dari Tiongkok, Jepang, India, dan Korea Selatan. ’’Namun, yang terlihat paling interest dan potensial berasal dari Korea Selatan. Kami berharap pihak asing yang masuk bisa membawa sistem baru yang bisa kami ambil,’’ katanya kepada wartawan belum lama ini.
Menurutnya, kerja sama dengan pihak asing akan sangat membantu karena investasi yang dibutuhkan untuk membangun Bandara Kertajati tidak sedikit. ’’Kalau untuk spesifikasi, bandara ini akan mengacu Bandara Kualanamu sebagai benchmark. Namun, untuk kapasitas bandaranya, saya pasang target realistis. Untuk tahap awal 3-3,5 juta penumpang per tahun,’’ ujarnya.
Budi menargetkan, proyek bandara itu bisa dibangun mulai 2016 setelah investor potensial asal luar negeri ikut bergabung dalam proyek tersebut. Dia mengaku, telah mendapatkan restu dari Kementerian BUMN dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk meneruskan rencana pembangunan bandara itu. Apalagi, landasan pacu (runway) sepanjang 3.000 meter diharapkan rampung tahun ini.
Dia mengakui, saat bertemu menteri BUMN dan menteri perhubungan (menhub) terdapat dua pilihan bagi manajemen. ’’Kami memegang saham mayoritas dalam perusahaan patungan dengan BUMD atau kami hanya mengelola. Pilihannya jatuh ke memegang saham mayoritas,’’ ujarnya.
Dia mengatakan, pihaknya juga telah mendapatkan persetujuan dari Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan untuk menjadi pemegang saham mayoritas dalam proyek itu. ’’Bahkan, gubernur juga sudah menjamin akan ada pembangunan jalan tol yang menjadi akses dari dan menuju bandara,’’ tuturnya.
Pemerintah provinsi (Pemprov) Jawa Barat akan mendorong percepatan pembentukan joint venture antara PT Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) dan PT Angkasa Pura II, yang akan menyelesaikan pekerjaan sisi darat. Setelah joint venture terbentuk, Pemprov Jabar akan menyerahkan seluruh aset bandara, termasuk lahan dan penyertaan modal pemerintah sebesar Rp 300 miliar kepada PT BIJB.