Prostitusi Online Terbongkar

[tie_list type=”minus”]Tarif Perempuan Rp 1,5 – Rp 3,5 Juta[/tie_list]

PROSTITUSI ONLINE
FAJRI ACHMAD NF/BANDUNG EKSPRES

PERLIHATKAN BUKTI: Petugas kepolisian menunjukan barang bukti berupa Tab dengan koleksi foto perempuan dalam ekspose Prostitusi Online di Polrestabes Bandung, Jalan Merdeka, kemarin (29/4). Bisnis ini melibatkan 50 perempuan sebagai PSK.

SUMUR BANDUNG – Sebanyak 50 perempuan berusia 18-25 tahun diperjualbelikan dengan harga Rp 1,5 juta-Rp 3,5 juta. Perempuan-perempuan itu adalah pekerja seks komersial yang diberdayakan oleh tiga tersangka. Yakni, Dany, Indra, dan Andi. Mereka dijual melalui grup Blackberry Messenger (BBM).

Dany menuturkan, bila sang konsumen telah memberikan bukti pemesanan hotel, baru sang cewek diantarkan. ’’Uangnya dibawa sama ceweknya, entar disetorin ke saya,’’ tukasnya di Mapolrestabes Bandung, Jalan Jawa, kemarin (29/4).

Sedangkan Andi mengaku, diajak oleh temannya bergabung dalam bisnis haram itu. Konsumennya kebanyakan adalah pengusaha. Perempuan yang dipegangnya berasal dari Garut dan Tasikmalaya. Meski begitu, dirinya tidak selalu mendapat konsumen tiap harinya. ’’Sebulan dua kali. Biasanya dapat fee Rp 200 ribu,’’ timpal pria asal Baleendah itu.

Bisnis prostitusi ini terbongkar setelah adanya laporan dari masyarakat di daerah Cinambo. Setelah dilakukan pengembangan, diketahui bahwa para konsumen diperlihatkan grup BBM yang berisi gadis-gadis molek dan cantik. ’’Nanti dia melihat dan meminta perempuan yang diinginkan sesuai harga yang terpampang di grup itu,’’ terang Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Bandung Ajun Komisaris Besar Mokhamad Ngajib.

Dia mengatakan, bisnis ini telah berjalan selama dua tahun. Itu didasarkan dari barang bukti yang dipegang pihaknya, telepon pintar juga android. Persentase untuk para mucikari sebesar 40 persen dan sisanya untuk perempuan-perempuan yang diekploitasi itu. ’’Kita tangkap pelaku di sebuah hotel di Jalan Asia Afrika,’’ ungkap Ngajib.

Ngajib menilai, berkembangnya bisnis esek-esek melaui daring, karena lebih efektif dibandingkan dengan prostitusi yang langsung di tempat. Pasalnya, konsumen mudah berkomunikasi dan melihat perempuan yang ditawarkan. ’’Kalau dibandingkan dengan yang disiapkan di tempat, lebih efektif melalui online, karena mudah berkomunikasi dengan pelanggannya,’’ sahutnya.

Tinggalkan Balasan