Rektor Non-Aktif UIN Mundur

Kepala Biro Umum UIN Bandung Jaenudin saat dikonfirmasi di kantornya mengaku, tidak gentar berhadapan dengan pihak rektor non-aktif yang memenangkan PTUN. Sebab, baginya kemenangan PTUN belum final, masih berstatus putusan sela. ’’Masih panjang cerita, artinya itu bukan sebuah kemenangan di sidang PTUN, bisa jadi besok berubah,’’ kata Jaenudin.

Sementara itu, Pgs Rektor UIN Bandung Prof Muhtar Solihin memilih hati-hati dalam bertindak. Selain dirinya sebagai pengganti sementara rektor UIN Bandung, dia juga akan mencalonkan dirinya pada pemilihan rektor yang pendaftaranya akan ditutup 30 April nanti. ’’Pak Dedi Ismatullah tidak bisa berkiprah lagi pada posisi rector. Kan SK menteri sudah menunjuk saya sebagai pejabat pengganti. Artinya, kebijakan soal pembentukan panitia pemilihan rektor itu bagaimana saya. Dan itu sah secara hukum maupun akademik,’’ papar Muhtar.

Dirinya berharap prosesi pemilihan berjalan baik, dia pun jika terpilih akan bersedia mengemban amanat akademik dan menhendaki UIN Bandung semakin baik. Terbebas dari halangan dan rintangan. Sistem pun menurutnya akan dirobah dengan pola baru.

’’Doakan agar UIN Bandung mampu mendidik calon orang-orang hebat,’’ kata Muhtar sambil berharap dirinya terpilih menjadi rektor.

Hingga awal pekan ini, panitia pemilihan yang sekretariatnya didirikan di kawasan kampus UIN Bandung, masih normal. Belum ada riak-riak kegiatan para calon yang mendaftar. Para kandidat yang dibicarakan dan membidik posisi rektor itu sesuai statuta persyaratan sudah tersiar. Mereka antara lain Prof Muhtar Solihin, Prof Ali Ramdani, Prof Mahmud, dan sederet guru besar lainnya yang memenuhi persyaratan. (sur/hen)

Tinggalkan Balasan