BATAN Bangun Reaktor Mini

Menristekdikti Muhammad Nasir menambahkan, saat ini pihaknya tidak buru-buru dalam merealisasikan PLTN. Banyaknya penolakan membuat opsi edukasi dan pengenalan menjadi paling masuk akal. ”Sosialisasi sekarang berubah. Dulu fisik (PLTN) tidak ada. Sekarang dibangun dulu,” terangnya.

Selain mempersiapkan reaktor mini, dia menyebut protokol keamanan dan kebencanaan PLTN juga sudah dipersiapkan. Dari reaktor mini di Serpong, Bandung, dan Jogjakarta bisa menjadi tempat yang pas untuk mempelajari protokol itu. ”Alhamdulillah, sampai sekarang tidak ada kejadian apa-apa,” tuturnya.

Sementara, anggota Komisi VII DPR Agus Sulistiyono mendukung adanya pengembangan PLTN. Dia sempat pesimis dengan target pemerintah dalam proyek pembangkit 35 ribu MW. Sebab, tidak menggunakan nuklir. Begitu juga dengan Permen ESDM 27/2014 tentnag energi nasional juga tidak membahas soal PLTN.

”Kebutuhan PLTN sudah sangat urgent,” terangnya. Namun, dia sadar kalau masyarakat banyak yang was-was dengan teknologi nuklir. Apalagi, ada contoh buruk yakni Chernobyl di Ukraina, dan Fukushima di Jepang. Itulah kenapa, dia berharap Batan maun Kemenristekdikti bisa melakukan sosialisasi dengan baik. (dim/fik)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan