RI Usul Jeda Kemanusiaan

JAKARTA – Para pelajar Indonesia di Yaman yang belum memutuskan pulang ke tanah air, bisa segera mengepak barang. Sebab, ketakutan mereka akan kembali mengulang kuliah jika beranjak dari Yaman tidak akan terjadi. Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Lestari Priansari Marsudi mengatakan, persoalan akademik itu telah dibicarakan oleh tim Percepatan Evakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) di Yaman dengan pihak universitas.

WNI Yaman
IMAM HUSEIN/JAWA POS

PULANG: Sebanyak 88 Warga Negara Indonesia (WNI) dari Yaman tiba di Common Lounge, Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang (5/4).

Ada dua opsi yang disepakati. Opsi pertama, para pelajar Indonesia yang meninggalkan Yaman tidak akan dihitung sebagai aksi mangkir belajar. Dengan demikian, saat kembali setelah suasana dinyatakan aman, mereka tidak akan mengulang seluruh pelajaran yang mereka tinggalkan.

’’Jadi saat mereka kembali bisa langsung meneruskan apa yang mereka tinggalkan,’’ tuturnya dalam konferensi pers di Jakarta kemarin (6/4).

Opsi kedua, bagi para pelajar yang tengah menyongsong ujian akan diberi kemudahan. Pelaksanaan ujian dapat dilakukan di Indonesia. Yakni, di cabang Universitas Al-Ahgaff yang berada di Cirebon, Jawa Barat. ’’Yang penting saat ini adalah keselamatan. Dan kami jamin hak-hak akademis tidak akan terkurangkan,’’ ungkap mantan Duta Besar Indonesia untuk Belanda itu.

Sebelumnya, sempat merebak pemberitaan terkait larangan para pelajar mengungsi oleh pihak universitas. Salah satunya dari Universitas Al-Ahgaff di Tarim, Hadramaut. Menurut salah satu sumber, pihak rektorat telah mengeluarkan surat edaran yang berisi pelarangan meninggalkan Yaman. Pihak Universitas mencoba menyakinkan para pelajar dengan mengatakan situasi masih aman.

Selain itu, para pelajar diminta mempertimbangkan masalah akademis yang mengancam bila mereka meninggalkannya. Dari data awal Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) tercatat sekitar 2.226 mahasiswa ada di Hadramaut.

Karena itu, Retno terus mendorong para pelajar Indonesia di sana untuk mau dievakuasi. Sebab, hingga kini situasi perang di Yaman masih tidak dapat diprediksi. Dia mencontohkan kondisi pekan lalu. Saat itu pemerintah telah menyiapkan evakuasi WNI dari Aden menuju Djibouti melalui jalur laut. Namun, upaya tersebut gagal lantaran beberapa jam saat evakuasi dilakukan, kontak senjata kembali terjadi. Hal itu menyebabkan kapal yang telah disiapkan tidak bisa merapat ke darmaga.

Tinggalkan Balasan