KIARACONDONG – Sementara itu, melalui akun Twitter pribadinya @ridwankamil, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menjelaskan konsep Bandung Teknopolis yang salah satunya Summarecon ini lewat tagar #BDGteknopolis. Awalnya, proyek itu hanya akan dijadikan perumahan. Namun, oleh Emil—sapaan akrabnya—diubah menjadi konsep ICT Ekonomi. ’’SDM di Bandung sangat siap. #BDGteknopolis sudah dihitung bisa hasilkan 400 ribu lapangan kerja,’’ tulisnya kemarin (25/3).
Proyek ini, kata Emil, dimiliki banyak stakeholder. Di antaranya, Pemerintah Kota Bandung, Pemrov Jawa Barat, Polda Jabar, Kampus UIN Bandung, Pertamina, grup Adipura, Batununggal, Providence, dan Summarecon. Di Bandung Teknopolis ini, Summarecon adalah satu dari 8 stakeholder. Hanya saja, jelasnya, memiliki kawasan yang paling besar. Sehingga, porsi zona teknopolis juga paling besar.
Rencananya, di Bandung Teknopolis ini, akan ada pusat riset, zona startup, dan kantor-kantor inovasi yang melengkapi standar kota mandiri. Seperti, untuk hunian, kantor, dan komersial. ’’Sehingga, nantinya bisa dijadikan pusat kota kedua,’’ kicau bapak dua anak ini.
Tak hanya itu, aspek lingkungan hidup juga direncanakan dengan baik. Akan ada dua danau besar. Masing-masing 30 Ha untuk atasi banjir. Sekaligus menjadi sumber air minum kawasan Bandung timur. Kajian mengenai lingkungan hidup, dan perda RDTR disiapkan Bappeda Bandung. Dan juga rencana transportasi publik. Seperti, monorail, guides bus di Bandung Teknopolis yang terkoneksi ke Bandung lama.
Lebih lanjut Emil menjelaskan, untuk mendukung pusat pertumbuhan baru ini, kantor-kantor Pemkot Bandung akan pindah ke Bandung Teknopolis. ’’Seperti halnya PuteraJaya next to CyberJaya,’’ ungkapnya.
Oleh karena itu, akses baru untuk Bandung Teknopolis di pintu tol Exit 149 akan mulai konstruksi tahun ini. Sehingga, akses ke Stadion Gelora Bandung Lautan Api juga jadi lebih mudah. Selain itu, proyek ini akan mendukung rencana pemerintah pusat membuat Hi-Speed Train Jakarta- Bandung. ’’Stasiun terakhirnya akan ada di #BDGteknopolis. JKT-BDG 30 menit,’’ sebut dia.
Dengn Bandung Teknopolis ini, visi Bandung kota ekonomi kreatif berbasis inovasi bisa hadir lebih cepat. Menurut dia, Jakarta boleh jadi kota korporasi, tapi Bandung bisa jadi kota UMKM. Emil menilai, Bandung Teknopolis ini hadiah untuk Indonesia. Sebab, negara sebesar Indonesia tidak punya kota berbasis inovasi. Sementara Singapura, Malaysia, dan China sudah punya duluan.