Mencekam, Puluhan Brimob Mengamuk Lalu Menyerang Asrama Atlet

TIDUR lelap Muhammad Rizki Al Banjari mendadak berakhir ketika tiga pria berbadan besar sudah berdiri di samping ranjangnya. Teriakan nyaring para pria asing di kamar lantai empat Asrama Atlet II, Kompleks Stadion Sempaja, Samarinda, Kaltim, membuat atlet judo berusia 17 tahun itu kaget setengah mati.

Sabtu (21/3) sekitar pukul 01.30 Wita, para pria itu hendak memukul Rizki yang belum sadar benar dari tidur. Beruntung sebelum tamu tak diundang itu menghajar Rizki, Kepala Asrama Sekolah Khusus Olahragawan Internasional (SKOI) Kaltim Serka Arifin, tiba-tiba datang. Arifin segera mencegah anak didiknya dipukuli.

“Saat itu, pintu kamar memang tak terkunci karena teman sekamar saya sedang ke toilet,” ucap Rizki yang merupakan atlet judo kelas minus 100 kilogram itu kepada Kaltim Post, sore kemarin.

Ternyata bukan tiga lelaki itu saja yang berada di Asrama Atlet, puluhan orang yang diduga oknum anggota Detasemen B Pelopor Satuan Brimob Polda Kaltim telah menyebar ke seisi asrama berlantai empat itu.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, beberapa menit sebelumnya, ada lima lelaki berseragam polisi datang di depan asrama. Mereka ternyata ditemani puluhan pria lainnya yang berpakaian bebas. Mereka turun dari tiga mobil dan beberapa sepeda motor sebelum menebar teror.

Ibnu Wahyudi, 16, siswa SKOI dari cabang atletik, terbangun bersama ratusan penghuni asrama yang lain ketika sebuah jendela pecah. Beberapa orang melempari batu ke jendela di lantai atas kemudian membuka paksa pintu kaca di lantai dasar.

Membawa potongan kayu, besi, linggis, dan parang, puluhan pria berteriak dengan suara tinggi. Ibnu saat itu hanya meringkuk ketakutan di kamar 412 di lantai paling atas.

“Sangat mencekam,” tuturnya, mengingat-ngingat kejadian itu. Di lantai dua, seorang atlet perempuan dari cabang angkat besi, Nani, diancam dengan senjata tajam di wajah. Perempuan bertubuh besar dan berambut pendek seperti laki-laki itu tak bisa berbuat banyak.

“Dia akhirnya membukakan pintu,” kata Ibnu yang menerima pengakuan Nani, beberapa saat setelah kejadian. Adapun satpam yang melihat monitor CCTV di pintu utama, turut dilumpuhkan ketika naik ke lantai dua.

Tinggalkan Balasan