WNI Tertangkap di Turki Berasal dari Jabar dan Jatim
JAKARTA – Adanya rombongan warga negara Indonesia (WNI) yang ditahan aparat Turki dalam perjalanan menuju wilayah ISIS menguatkan dugaan bahwa kelompok radikal itu mengincar Indonesia. Bahkan, Mabes Polri memastikan adanya seorang perekrut anggota ISIS yang saat ini masih berkeliaran di Indonesia.
Wakil Kepala Polri Komjen Badrodin Haiti menyebutkan, keberadaan perekrut anggota ISIS yang dipastikan WNI itu sudah terpantau. Rekrutmen oleh ISIS di Indonesia bersifat tertutup. Namun, Polri berhasil mendeteksi satu orang yang bertugas merekrut. ’’Dia masih di Indonesia. Polri belum menangkapnya,’’ ungkapnya di Mabes Polri, Jakarta, kemarin.
Badrodin menyatakan, Polri menargetkan menangkap perekrut tersebut secepatnya. Hal itu penting dilakukan untuk menelusuri rantai rekrutmen ISIS. ’’Tidak perlu saya jelaskan siapa orangnya secara detail,’’ ujarnya.
Sebelumnya, dia mengungkapkan, ada satu keluarga yang berangkat ke Turki dalam rombongan 16 WNI untuk menyusul suaminya yang mungkin berada di kelompok ISIS. Bahkan, masih ada kemungkinan bertambahnya keluarga yang berangkat ke Turki. ’’Antara lain berasal dari Jawa Timur dan Jawa Barat,’’ katanya.
Rapat Koordinasi
Sementara itu, pemerintah mengambil langkah serius untuk menghentikan perkembangan kelompok radikal di Indonesia. Upaya tersebut dirapatkan antara menteri politik hukum dan HAM (Menko Polhukam), Wakapolri, dan menteri luar negeri.
Rakor tersebut menyiapkan aturan teknis yang mengatur kepergian WNI ke luar negeri. Khususnya untuk WNI yang diduga akan bergabung dengan ISIS. ’’Setelah rapat, baru bisa ditentukan apa saja langkahnya,’’ papar Badrodin.
Untuk 16 WNI yang tertangkap di Turki, dia memastikan bahwa mereka merupakan kelompok yang berbeda dengan 16 WNI yang hilang dalam smiling tour. Sangat mungkin 16 WNI yang ditangkap itu adalah warga Indonesia yang ingin menyusul suami mereka yang telah berada di wilayah ISIS. ’’Dari jenis kelamin saja sudah berbeda,’’ tuturnya.
Sebab, sebagian besar merupakan perempuan dan anak-anak. Yakni, empat perempuan dewasa, delapan anak lelaki, tiga anak perempuan, dan satu lelaki dewasa. ’’Dengan begini, dapat diartikan banyak WNI yang menuju ke wilayah ISIS,’’ jelasnya.