Alat Keselamatan Transportasi Antarkan Tim Telkom University Terbaik Kedua Dunia

Brainstat Bikin Sopir Tak Bisa Bohong

Meski berbahaya, banyak pengemudi memaksakan diri menjalankan kendaraan dalam kondisi mengantuk agar cepat sampai tujuan. Brainstat bisa mendeteksi ancaman bahaya itu dengan menginformasikan kondisi sang sopir kepada penumpang sampai pihak berwajib.

Gunawan Sutanto, Jakarta.

[divider style=”solid” top=”10″ bottom=”10″]

MEMBANGGAKAN: Masyithah Nur Aulia (depan, dua dari kanan) bersama tim Brainstat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta Jumat lalu (6/3).
MEMBANGGAKAN: Masyithah Nur Aulia (depan, dua dari kanan) bersama tim Brainstat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta Jumat lalu (6/3).

LELAH jelas terlihat di wajah lima mahasiswa Telkom University Bandung Jumat sore lalu (6/3). Ditemui di Terminal 2D Bandara Internasional Soekarno-Hatta, mereka baru menjalani perjalanan 17 jam dari Barcelona, Spanyol.

Namun, sambutan hangat dari rekan sekampus seolah menjadi ”doping” bagi Masyithah Nur Aulia, Nanda Budi Prayuga, David Musthofha, Annisa Riyani, dan Febriana Sawitri. Setelah mendapatkan kalungan bunga, mereka langsung larut dalam pesta juara. Suasana canda pun pecah di terminal yang ketika itu cukup sesak oleh penumpang.

Masyithah cs memang patut berbangga. Brainstat, peranti elektronik yang mereka kembangkan, menjadi juara kedua di ajang bergengsi University Mobile Challenge 2015. Event yang diselenggarakan Applied Innovation Institute tersebut melombakan inovasi-inovasi terbaik mahasiswa dari segenap penjuru dunia.

”Kami bangga karena bisa mengalahkan hasil karya kampus-kampus top. Salah satunya University of California,” ungkap Aulia, sapaan Masyithah, dengan muka sumringah.

Aulia menyatakan, timnya sempat tidak menyangka bisa merebut predikat runner-up. Sebab, University Mobile Challenge diikuti kampus-kampus yang selama ini menjadi jago inovasi di bidang elektronik. Selain University of California, ada Pace University dan Massachusetts Institute of Technology (MIT).

Apalagi, dalam beberapa event sebelumnya yang lingkupnya lebih kecil, Brainstat belum bisa menjadi juara. Dalam satu kejuaraan serupa di Bahrain pada 2014, Brainstat hanya mampu merebut peringkat ketiga. Pada tahun yang sama, peranti yang dikembangkan di bawah bimbingan dosen Dody Qori Utama itu merebut predikat best innovation dalam sebuah kejuaraan di Taiwan. Sebagai catatan, itu bukan perlombaan paling bergengsi.

”Karena itu, bisa menjadi juara kedua di University Mobile Challenge adalah satu prestasi yang luar biasa,” tandas Aulia yang kini duduk di semester IV S-1 teknik informatika.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan