Alat Keselamatan Transportasi Antarkan Tim Telkom University Terbaik Kedua Dunia

Menurut Aulia, proses paling sulit dalam pengembangan Brainstat adalah membaca gelombang otak. Dia dan timnya butuh banyak uji coba untuk mengklasifikasi kondisi seseorang. Seperti kondisi mengantuk, sakit, atau terpengaruh alkohol dan obat-obatan. ”Cukup banyak orang yang kami pilih menjadi sampel, 50-an,” ungkapnya.

Dalam riset seputar otak manusia itu, tim Brainstat dibantu beberapa dosen dan mahasiswa dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad). Agar benar-benar akurat, pengembangan Brainstat berjalan selama beberapa tahun. ”Hingga saat ini tingkat akurasi alat ini sampai 85 persen,” terang mahasiswa kelahiran 26 Maret 1996 itu.

Brainstat sebenarnya diciptakan senior-senior Aulia sejak 2010. Namun, pengembangan yang paling signifikan dilakukan ketika peranti itu dikerjakan Aulia dan timnya. Keberadaan peranti tersebut sudah diketahui Kementerian Perhubungan. Ketika menteri perhubungan dijabat Freddy Numberi, pengembangan Brainstat mendapatkan dukungan cukup besar.

Saat ini, sudah ada investor yang siap memproduksi masal alat itu. Aulia mengungkapkan, untuk memproduksi alat tersebut, dibutuhkan dana sekitar Rp 3 juta. Perinciannya, untuk brain censor sekitar Rp 1,5 juta dan sisanya untuk tablet sebagai server. ”Tapi, kalau diproduksi massal, mungkin harganya bisa lebih rendah lagi. Harga tablet kan juga bervariasi,” terangnya.

Meski sudah mendapatkan prestasi kelas dunia, Brainstat masih membutuhkan pengembangan. Dody Qori Utama mengatakan, salah satu yang tengah dikembangkan adalah proses pembacaan gelombang otak yang tak lagi menggunakan headband. ”Kami ingin kembangkan proses pembacaan gelombang otak lewat sebuah alat yang terpasang di kursi sopir. Dengan begitu, tidak mudah dilepas sopirnya,” papar Dody.

Ke depan, Dody dan mahasiswanya juga akan mengembangkan perangkat keselamatan transportasi yang bisa mendeteksi cuaca buruk. Plus alat virtual reality bagi ibu melahirkan yang diberi nama The Mbrojol. Alat itu bisa membuat seorang ibu melahirkan dalam kondisi tenang agar dapat mengurangi nyeri saat menjalani persalinan. (*/c9/ang/tam)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan