Beras Kota Bandung Hanya Penuhi 4 Persen

ANDIR – Kebutuhan beras di Kota Bandung termasuk tinggi. Namun ternyata, beras dari Kota Bandung hanya menyuplai kebutuhan warganya di kisaran angka 4 persen. Sisanya, 96 persen, berasal dari hasil tani wilayah lain. Seperti, kawasan Pantura, Karawang, Indramayu dan Cirebon.

Hal ini dijelaskan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan KP) Kota Bandung Elly Siti Wasliyah. Menurut dia, hal ini memang wajar. Dan merupakan konsekuensi dari ibu kota provinsi. Sebab, saat ini lahan pesawahan malah digunakan untuk lahan komersil atau pemukiman.

Tak heran, saat suplai dari luar kota terganggu, Kota Bandung kena imbasnya. Namun, Elly menegaskan, hal ini merupakan konsekuensi dari kota metropolitan.

’’Kota Bandung itu kan sebagai ibu kota provinsi Jabar. Penduduknya tambah banyak, membutuhkan lahan tinggal yang luas. Jadi kami sendiri salah satu solusinya yaitu meningkatkan produktivitas lahan yang masih ada,’’ jelas dia kepada Bandung Ekspres di kantornya, Jalan Arjuna, kemarin (4/3).

Lahan pesawahan banyak dibeli pengembang untuk digunakan sebagai lahan pemukiman atau apartemen. Imbasnya, lahan pertanian kian menipis. Meski begitu, Kota Bandung masih memiliki lahan tani seluas 1.100 hektare yang tersebar di berbagai kawasan. Salah satunya di Cibiru. ’’Kota Bandung punya ketergantungan tinggi dari pasokan dari luar. Risiko sebagai daerah konsumen. Kalau daerah produsen ada masalah, pasti imbasnya ke kita,’’ ungkap dia.

Lebih lanjut Elly menjelaskan, meski Bandung tidak bisa menghindari dampaknya secara langsung, namun pemerintah bisa berkoordinasi dengan berbagai instansi. Untuk menjaga kualitas dan kondisi bahan pangan di lapangan. Menurut dia, tata niaga dari daerah produsen juga harus dijaga.

’’Kalau beras mah semua kota dan kabupaten pasti kena imbasnya. Indonesia sekarang sedang merasakan. Kayak Karawang sekarang kelabakan, Indramayu, Cirebon juga merasakan,’’ jelas dia.

Sementara itu mengenai Operasi Pasar Murah (OPM) ke pasar-pasar minggu lalu, Distan KP sedang melakukan evaluasi. Elly mengatakan, pihaknya akan mengecek kembali ke pasar-pasar untuk mengetahui perkembangan harga-harga yang ada di Kota Bandung.

Meski begitu, antusias masyarakat sangat tinggi terhadap OPM ini. Sebab, harga beras dibanderol murah, yakni Rp 7.400 per kilogram. Sedangkan, harga di pasar masih tinggi. Yaitu di kisaran Rp 10.000 hingga Rp 11.000 per kilogram.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan