BANDUNG – Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengungkapkan, pembangunan Jalan Tol Ciawi-Sukabumi merupakan ’dewa penyelamat’, tentunya bagi warga Jawa Barat atau pengguna kendaraan bermotor lainnya. Pasalnya dapat melerai aktifitas kemacetan di sepanjang Jalan Ciawi sampai Sukabumi.
”Macet di jalur Nagrek itu hanya pada saat arus mudik, sedangkan macet di Ciawi-Sukabumi hampir setiap hari,” ungkap Aher panggilan akrabnya dalam sambutannya di acara pencanangan pembangunan Jalan Tol Rute Ciawi-Sukabumi seksi 1, di Jalan Tajur, Ciawi, Bogor, kemarin (9/2).
Aher berharap, pembangunan jalan tol yang telah dinanti selama 17 tahun tersebut dapat segera terealisasikan dan dapat digunakan oleh masyarakat dan Mabes Polri untuk kepentingan pemantauan.
”Mudah-mudahan ini adalah groundbreaking terakhir bagi pembangunan tol ini sesudah 17 tahun direncanakan,” harap Aher.
Rencana jalan tol Ciawi-Sukabumi sebagai bagian dari jaringan jalan Tol Trans Jawa (secondary) memiliki panjang 54 KM, menghubungkan Jalan Tol Jagorawi dengan rencana Jalan Tol Sukabumi-Ciranjang-Padalarang.
Waktu pelaksanaan konstruksi dilakukan selama dua tahun, dengan luas lahan bebas 141,1 ha (89 persen), sedangkan luas lahan yang belum bebas seluas 17,4 ha (11 persen), dan masih dalam tahap pembebasan.
Rencana jalan tol ini berada pada kawasan berbukit dan pegunungan dengan suhu lingkungan antara 15 derajat celcius hingga 31 derajat celcius, dengan rata-rata curah hujan 2.805 mm/th, dan berada pada ketinggian 402-673 meter dari permukaan air laut.
”Dengan hari ini, kegiatan groundbreaking ini sudah empat kali dilakukan,” tukasnya.
Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum (PU) Basoeki Hadimoeljono mengatakan, dengan pembangunan jalan tol tersebut pastinya akan mengerakan perekonomian, bukan hanya di Bogor dan Jawa Barat, tetapi juga di Indonesia.
”Pembangunan jalan tol ini selain untuk mempermudah akses juga nantinya sebagai sumber pendapatan Jabar, tentunya itu akan berdampak pada kesejahteraan warga Jabar,” ujar Basoeki. (rmo/fik)