Pemkab Bandung Belum Ikut Sertakan Siswa Nakal Masuk Program Barak TNI : Ada Mekanismenya!

JABAR EKSPRES – Pemerintah Kabupaten Bandung hingga saat ini belum mengirimkan siswa-siswi atau anak nakal ke Barak Militer untuk mengikuti program Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.

Bupati Bandung, Dadang Supriatna mengatakan jika pengiriman anak nakal atau siswa ini mempunyai mekanisme tersendiri dan tidak serta merta langsung dibawa.

“Sampai hari ini untuk masyarakat Kabupaten Bandung dan juga siswa-siswi di Kabupaten Bandung belum ada. Karena memang mekanismenya tidak ujug-ujug dibawa. Ini harus ada mekanisme orang tuanya memberikan izin untuk dilakukan pembinaan, selama 2 minggu melalui programnya Pak Gubernur,” ujarnya saat ditemui di Ruang Bupati, Soreang, Kamis (8/5/2025).

Dadang menjelaskan, meskipun belum adanya siswa yang dikirim ke barak, namun menurutnya program tersebut sangat baik untuk dilakukan. Khususnya dalam hal pembinaan dan pembentukan karakter.

BACA JUGA:Siswa Nakal Masuk Barak, Dedi Mulyadi Tantang Pengkritik: Datang dan Lihat Sendiri!

Dirinya juga mencontohkan dengan program retret yang dilakukan para Kepala Daerah yang dilakukan oleh Presiden Prabowo Subianto.

“Menurut pendapat saya baik karena ini dalam rangka membentuk karakter. Seperti hanya saya kemarin 8 hari sama,” jelasnya.

Kang DS sapaan akrabnya menyebut jika adanya program ini lantaran sudah tidak adanya pengenalan P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) yang merupakan salah satu pembentukan karakter dan rasa Pancasila yang lebih kuat.

Dirinya pun berencana mengusulkan pengenalan P4 tersebut agar diberlakukan lagi bagi siswa-siswi.

“Nah makanya saya mengusulkan ke depan untuk diberlakukan lagi bagi siswa-siswa yang ingin masuk atau masuk lagi ke sekolah berikan lagi dan laksanakan lagi penataran P4 karena untuk pembentukan karakter itu sebenarnya di penataran P4,” ungkapnya.

BACA JUGA:Rp6 Miliar Digelontorkan! Pemprov Jabar Kirim Ratusan Siswa Nakal ke Barak Militer

Selain soal pembinaan, Kang DS juga menyatakan dukungannya terhadap larangan membawa sepeda motor dan handphone ke sekolah bagi siswa

Menurutnya, penggunaan motor oleh pelajar seringkali memicu aksi balapan liar, sedangkan handphone dinilai mengganggu konsentrasi belajar.

“Sepakat. Sepeda motor itu cukup di depan dan termasuk ke dalam ruangan pun belajar tidak boleh bawa handphone. Saya setuju,” ucapnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan