Penyakit ALS Belum Ada Obatnya

Tatapan mata sayu milik Ridwan Gunawan seolah menggambarkan suasana hatinya. Namun, bocah 11 tahun itu tetap mendatangi Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung untuk mengantar keluarganya berobat. Dengan tegar dia berjalan menyusuri lorong rumah sakit, menemani keluarganya yang terbaring tidak berdaya.

Selfi Miftahul Jannah, Sukajadi.

___________

TETAP SEMANGAT: Ridwan setia menemani ayahnya beserta keluarganya yang lain berobat ke rumah sakit. Dia menjadi kepala keluarga di usianya yang ke-11.
TETAP SEMANGAT: Ridwan setia menemani ayahnya beserta keluarganya yang lain berobat ke rumah sakit. Dia menjadi kepala keluarga di usianya yang ke-11.

PENYAKIT syaraf yang menimpa ayah dan kedua kakak Ridwan menyebabkan tubuh mereka lumpuh total. Keduanya tidak memungkinkan untuk bergerak seperti orang normal. Hal ini membuat Ridwan berjuang sendirian mengurus segala kebutuhan yang diperlukan keluarganya.

Terkait dengan hal ini, dokter spesialis syaraf RSHS Nani Kurniani sudah melakukan observasi terhadap keluarga Ridwan. Yakni, melalui pemeriksaan elektro mielografi (EMG).

Berdasarkan hasil pemeriksaan itu, ayah dan kedua kakak Ridwan mengalami penyakit Amyotrophic Lateral Sclerois atau ALS genetik. Penyakit tersebut hingga kini belum ditemukan obatnya. Penyakit ini menyerang pusat motorik pasien.

’’Selain itu, karena dialami oleh satu keluarga jadi kemungkinan genetik. Kita harus melakukan pemeriksaan genetik untuk lebih mengetahui pastinya lagi,’’ ujar Nani dalam jumpa pers yang digelar di RSHS belum lama ini.

Untuk Ayah dan kedua kakak Ridwan yang sudah lumpuh, pihak rumah sakit hanya bisa memberikan obat dan multivitamin agar kondisi fisiknya bisa bertahan. Dia menegaskan, penyakit ini termasuk degeneratif. Sampai sekarang tidak ada obatnya. Kalau sudah terjangkit sulit disembuhkan. ’’Pasien hanya akan dikasih obat atau vitamin agar kuat dan kondisi fisiknya tidak cepat menurun,’’ terang Nani.

Sedangkan Ridwan, tidak bisa berbuat apa-apa untuk mencegah terjadinya kelumpuhan. Karena jika sudah genetik, sulit untuk mengetahui apakah akan terjadi atau tidak dan apakah gen penyakit tersebut kuat atau tidak di tubuh Ridwan. Namun, diapun melakukan beberapa upaya untuk membuatnya gen di dalam tubuhnya tidak semakin parah.

’’Kita kasih vitamin. Makanan yang tinggi protein dan kalori juga diperlukan. Setidaknya kalaupun terjadi, akan berjalan lebih lambat,’’ jelas dia.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan