Stadion GBLA Terbengkalai, Pengelolaan Terkendala Status Aset

BANDUNG –  Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) yang menjadi icon Kota Bandung kini kondisinya sangat memprihatinkan. Padahal, pembangunannya telah menelan anggaran Rp 545 miliar lebih.

Stadion berkapasitas 80 ribu penonton tersebut pernah mengalami masalah hukum. Dimana Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya (Distarcip) Kota Bandung bertanggungjawab sepenuhnya atas kondisi stadion itu. Namun, ketika hasil audit dilakukan BPK RI. Pembangunan GBLA berujung dengan korupsi. Bahkan, pihak penyidik Bareskim Polri menaksir kerugian pembangunan GBLA sebesar Rp 100 miliar lebih.

PT Penta Rekayasa (konsultan perencana) dan PT Adhi Karya (kontraktor pelaksana pekerjaan), PT Indah Karya (konsultan manajemen kontruksi) mengerjakan proyek itu pada tahun anggaran 2009 hingga 2013.

Stadion GBLA terakhir kali hanya digunakan pada perhelatan pembukaan PON 2016. Namun sesudah itu, keberadaan konstruksi mengalami penurunan pada strutur bangunan.

Sampai akhirnya stadion GBLA dibiarkan tidak terurus sampai sekarang.

Menanggapi hal ini Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menegaskan, jika pemerintah kota (pemkot) Bandung tidak sanggup untuk mengelola Stadion GBLA sebaiknya assetnya diserahkan kepada Pemdaprov.

’’Nanti pihak Pemprov akan mengelola dengan anggran APBD Provinsi,’’kata pria yang akrab disapa Emil ini.

Dia memastikan, jika diserahkan pengelolaannya kepada provinsi, pihaknya siap mengalokasikan anggaran untuk mengurus stadion yang menjadi kebanggaan masyarakat Jawa Barat itu.

” Kalau memang gara-gara anggaran kecil jadi terbengkalai dan pemkot mau menyerahkan ke Provinsi nanti kita urus dengan dana provinsi dengan senang hati kita urus,’’kata Emil.

Dia mengatakan, untuk urusan asset sebetulnya serah terima aset pemerintah sudah biasa terjadi. Bahkan, Pemdaprov pernah melakuan penyerahan aset ke pemerintah pusat juga.

“Sebenarnya sama-sama aset negara, yang membedakan adalah sakunya. Satu saku Pemerintah Pusat, satu saku Pemdaprov dan satu saku Pemdakab/Pemkot. Tiga-tiganya sama-sama negara,” kata dia.

Emil menuturkan, saat masih menjabat Wali Kota sebetulnya sudah ada rencana untuk pengelolaan stadion diserahkan kepada Persib. Akan tetapi, sebelum niat itu terwujud ia mengaku tidak bisa menindak lanjutinya. Sebab, keburu terpilih jadi gubernur.

“Dulu, saat jadi wali kota proses itu oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Bandung,’’ cetus Emil.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan