Perhutani Akan Tanam 194.375 Pohon

NGAMPRAH– Untuk melakukan regenerasi pohon tua di lahan seluas 311 hektare, Perum Perhutani KPH Bandung Utara menargetkan akan menanam 194.375 bibit pohon di lahan tersebut. Hal itu dilakukan untuk memberikan pohon baru lebih banyak dan bisa dirasakan manfaatnya puluhan tahun ke depan. 

Administratur Perhutani KPH Bandung Utara Komarudin menyebutkan, penanaman 194.375 pohon di lahan seluas 311 hektare itu dilakukan untuk menjaga kawasan hutan lindung di wilayah Cikole, Lembang, Kabupaten Bandung Barat agar tetap menjadi daerah tangkapan air.

“Kami ingin agar alam di area KBU ini tetap terjaga terutama soal serapan air yang lebih banyak. Bahkan, kami memiliki program Rehabilitasi Hutan Lindung (RHL) yang tahun ini targetnya melakukan penanaman pohon di total lahan seluas 311 hektare. Dalam satu hektare lahan, ditanami 625 pohon,” ujar Komarudin saat ditemui di Terminal Objek Wisata Grafika Cikole, Lembang, kemarin.

Komarudin mengemukakan, proses regenerasi pohon tua di kawasan hutan Cikole harus dilakukan. Sebab tanaman atau pohon eksisting yang saat ini tampak menjulang adalah pohon yang ditanam di era tahun 1967-1970. Sehingga, ujar dia, keberadaan pohon-pohon itu sudah cukup tua dan usia produktifnya pun sudah lewat. Bahkan tak jarang kondisi batang pohonnya sudah keropos.

Namun, Perhutani tidak bisa berbuat banyak karena dalam aturan meskipun pohon sudah tidak produktif, tetapi ketika berada di kawasan hutan lindung, tidak bisa ditebang begitu saja karena diatur dalam undang-undang. Berbeda dengan pohon yang berada di kawasan hutan produksi yang jika sudah tidak produktif maka bisa ditebang dan digantikan pohon yang baru.

“Pohon di hutan lindung tidak boleh ditebang karena dilindungi undang-undang. Termasuk kepada pihak swasta yang bekerja sama dengan Perhutani dalam pengelolaan objek wisata ada klausul, mereka tidak boleh menebang pohon,” ujar dia.

Komarudin memastikan hutan di kawasan Bandung Utara (KBU) yang masuk kewenangan Perhutani KPH Bandung Utara seluas 20.650 hektare membentang dari Ujungberung sampai Padalarang masih dalam kondisi baik. 

Termasuk, tutur Komarudin, di RPH Cikole seluas 920 Ha yang banyak terdapat objek wisata, seperti Orchid Forest, Grafika, dan lain-lain. Tutupan lahan dan kerapatan pohon keras masih sangat baik. Kepada pihak pengelola wisata di Cikole pun Perhutani meminta untuk mengganti jika ada pohon yang tumbang. “Memang untuk menata ini butuh waktu karena di area perkotaan seperti ini sudah padat penduduk,” ungkapnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan