5 Tahun Kopi Jabar Mendunia

BANDUNG – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil optimistis acara Ngopi Saraosna Vol 6 di Gedung Sate, bakal menjadi momentum bagi kopi asal Jawa Barat bisa mendunia. Karena keinginannya itu dirinya ingin membentuk Forum Kopi Jabar, yang berisikan para petani, pedagang, pegiat, sampai akademisi, untuk membahas permasalahan kopi dan solusinya, dari A sampai Z.

TINYUH KOPI: Gubernur
Jabar, Ridwan Kamil saat menuangkan air untuk menyeduh kopi di acara Ngopi Saraosna Vol 6 di Gedung Sate
Bandung, kemarin (12/10).

”Kami menginginkan para petani memiliki teknologi canggih dan ilmu dagang yang hebat, dan saya tidak mau petani jadi petani yang tidak sejahtera kalah oleh broker atau penjual-penjual di sistemnya,” kata Ridwan Kamil pada Jabar Ekspres, kemarin (12/10).

Gubernur yang karib disapa Emil itu pun mengungkapkan, pihaknya menargetkan program tersebut jalan dalam waktu tiga tahun. Dia akan mendorong pemasaran kopi di Jabar sampai dunia.

”Pemprov Jabar dukungan untuk ini akan all out. Kami tahu selama ini demand untuk kopi ini tinggi di dunia. Kuncinya, bagaimana semua pihak sejahtera, mulai dari petani sampai yang punya cafe,” ungkapnya.

Para petani pun, lanjutnya, harus mulai menggarap pemasaran secara dalam jaringan (daring/online) di berbagai pasar online seperti Bukalapak atau Tokopedia. Dengan demikian, pasar internasional akan terbuka lebar.

”Penjualan online, pengiriman, sampai pengemasan, sangat berperan penting di sini.Sekarang kopi ini adalah komoditas paling dicari dan menjadi kompetitif adalah sebuah ukuran. Nah Jawa Barat karena sejarahnya dulu penghasil kopi, lima tahun ke depan harus dibangkitkan lagi menjadi provinsi kopi terbaik dunia,” jelasnya.

Dia juga mengaku, pemerintah Provinsi Jabar pun akan ngebut menjadikan kopi java preanger khas Jabar ini sebagai produk yang dikenal dunia sehingga menyejahterakan para petaninya. ”Kita mulai momentum ini untuk menjadikan Jabar sebagai provinsi kopi dunia lewat sebuah tekad yang kuat,” terangnya.

Dalam kegiatan diskusi bersama pegiat kopi tersebut, Emil melanjutkan, pertama-tama akan menginput berbagai masalah dan data dari hulu sampai hilir mengenai kopi di Jawa Barat. ”Dengan demikian, bisa diketahui di bagian mana saja permasalahannya,” imbuhnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan