Perseteruan Mou-Pep, Demi Gengsi dan Posisi

jabarekpsres.com, MANCHESTER – Musim ini, tensi derby Manchester memang begitu menarik. Hal ini tak lepas dari bergabungnya dua manajer yang telah menenangkan seluruh gelar bergengi di kompetisi elit Eropa; Jose Mourinho, dan Pep Guardiola.

Nah, menjelang akhir musim, tensi tersebut bisa semakin panas. Itu jika menilik misi kedua tim yang tengah berjuang menembus Liga Champions musim depan, selain tentunya gensi sebagai penguasa Kota Manchester.

Melihat konfigurasi di klasemen sementara, City memang berada di posisi keempat, atau batas terakhir zona Liga Champions, sementara United berada satu setrip di bawahnya dengan selisih satu poin (64-63). Namun, melihat tren permainan United saat ini, City patut untuk waswas bahwa posisi mereka bisa terdongkel oleh rival sekota.

Seiring dengan kemenangan 0-2 di kandang Burnley Minggu malam lalu (23/4), United kini mengemas 23 pertandingan tak terkalahkan di Premier League. Sementara City baru menemukan konsistensi permainan dengan kemenangan di dua laga terakhir, setelah empat pertandingan sebelumnya mereka tak pernah menang.

Sudah begitu, Pep Guardiola berada dalam tekanan berat, menyusul kepastian dirinya mengakhiri musim perdananya di Etihad Stadium tanpa trofi, pasca dihentikan Arsenal 1-2 di semifinal Piala FA.

Karena itulah, Guardiola pun meminta pasukannya agar habis-habisan jika masih ingin berlaga di Liga Champions. Terutama dirinya meminta agar City bisa memaksimalkan laga kandang.

”Kami memiliki empat pertandingan di Etihad, dengan yang pertama terjadi besok (dinihari),” ujar Guardiola dalam konferensi pers tadi malam (26/4), seperti dilansir Sky Sports. ”Keberhasilan kami menembus Liga Champions ditentukan dari laga besok. Jadi, kami tidak boleh gagal,” tegasnya.

Menghadapi Setan Merah, sebutan United, 4-2-3-1 tetap akan menjadi formasi andalan Guardiola. Formasi ini telah dipakai dalam tiga matchday terakhir, dibanding 4-1-4-1.

Manajer berkebangsaan Spanyol tersebut berujar, dirinya ingin lebih memberikan keseimbangan kepada kedalaman skuadnya. Menurut Guardiola, selama ini City terlalu ofensif dengan menurunkan lima pemain bertipikal menyerang.

Selain Sergio Aguero, di lini kedua City bercokol Kevin de Bruyne, David Silva, Raheem Sterling, dan Leroy Sane.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan