JABAR EKSPRES — Dalam beberapa minggu terakhir, publik ramai memperbincangkan kebijakan baru Pertamina yang akan mulai mencampurkan etanol ke dalam bahan bakar minyak (BBM).
Langkah ini menjadi bagian dari upaya nasional untuk menekan emisi karbon, mengurangi ketergantungan terhadap impor minyak, sekaligus mendorong penggunaan energi hijau yang lebih berkelanjutan.
Sebelumnya, juga sempat heboh terkait beberapa perusahaan BBM swasta seperti Shell, Vivo, dan BP yang kehabisan stok dan mereka tak bisa lagi mengimpor.
Baca Juga:Simulasi Lengkap KUR BRI 2025, Pinjaman Rp10 Juta hingga Rp100 Juta, Cek Angsurannya!Begini Cara Klaim Saldo DANA Kaget Rp45.000 di Kamis Manis, 9 Oktober 2025, Langsung Masuk Akun
Solusinya, mereka diharuskan membeli base fuel dari Pertamina, tetapi menolaknya karena adanya kadar etanol sebesar 3,5%.
Lantas, apa sebenarnya etanol dan kenapa harus dicampurkan ke dalam bensin atau BBM
Etanol adalah senyawa alkohol (Câ‚‚Hâ‚…OH) yang umumnya dihasilkan dari fermentasi tanaman berpati atau bergula seperti tebu, jagung, dan singkong.
Dalam dunia otomotif, etanol digunakan sebagai bahan bakar bio (biofuel) karena dapat terbakar lebih bersih dibanding bensin murni.
Di banyak negara, etanol dicampurkan ke bahan bakar dalam proporsi tertentu. Misalnya E10 yang merupakan campuran 10% etanol dan 90% bensin,
Kemudian ada E20–E85, suatu campuran etanol lebih tinggi untuk mesin yang kompatibel.
Menurut data dari U.S. Department of Energy (2025), penggunaan etanol dalam bahan bakar mampu mengurangi emisi karbon dioksida hingga 30% dibandingkan bensin konvensional.
Baca Juga:Simulasi Cicilan dengan Rincian Lengkap KUR Mandiri 2025 dari Rp10 Juta hingga Rp500 JutaSkuad Final Timnas Indonesia vs Arab Saudi: 6 Pemain Dicoret, Patrick Kluivert Andalkan 23 Penggawa Terbaik
Pertamina, melalui proyek Bioetanol Blending Program, berencana memperkenalkan BBM campuran etanol (E10) secara bertahap mulai 2025.
Uji coba awal dilakukan di beberapa daerah seperti Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Bali, dengan target ekspansi nasional pada 2026.
Bagaimana Dampaknya bagi Kendaraan?
Salah satu kekhawatiran masyarakat adalah efek etanol terhadap performa mesin.
Namun, para ahli otomotif menegaskan bahwa campuran E10 aman digunakan untuk sebagian besar kendaraan keluaran baru.
Menurut penelitian dari Society of Automotive Engineers (SAE), campuran etanol hingga 10% tidak menyebabkan kerusakan komponen mesin, justru dapat membantu proses pembakaran menjadi lebih sempurna dan efisien.
Selain itu, harga jual BBM berbasis etanol juga berpotensi lebih stabil karena bahan bakunya berasal dari dalam negeri.
