Atap Sekolah SMKN 1 Cileungsi Ambruk, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bogor Dorong Audit dan Perbaikan Segera

Bangunan sekolah menjadi sorotan serius usai atap gedung SMKN 1 Cileungsi ambruk saat kegiatan belajar
Bangunan sekolah menjadi sorotan serius usai atap gedung SMKN 1 Cileungsi ambruk saat kegiatan belajar berlangsung/Sandika/Jabar Ekspres
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Bangunan sekolah menjadi sorotan serius usai atap gedung SMKN 1 Cileungsi ambruk saat kegiatan belajar berlangsung.

Menurut Junaidi Samsudin alias Kang Junsam, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bogor, konstruksi gedung yang dibangun pada 2016 itu menunjukkan kualitas buruk sehingga layak diaudit ulang oleh pihak terkait.

“Yang atapnya rubuh ini konstruksi buruk. Kita bisa menilai tadi setelah melihat menggunakan drone. Ini kan dibangun tahun 2016. Artinya belum lama,” ujarnya saat meninjau lokasi kejadian, Rabu (10/9).

Baca Juga:Wakil Wali Kota Bandung Erwin Terjaring OTT KejagungBojan Hodak Sentil Eks Penerjemah Shin Tae-yong: Lebih Baik Fokus Jadi Translator

Kejadian yang terjadi ketika proses pembelajaran berjalan tersebut menimbulkan korban luka di kalangan siswa.

Hal ini mendorong Junsam meminta kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat, sebagai pemegang kewenangan sekolah menengah kejuruan dan sekolah menengah atas, untuk segera melakukan audit dan memperbaiki keseluruhan struktur bangunan.

“Bangunan yang berumur lebih tua justru dalam keadaan baik-baik saja. Maka kami mendorong Pemprov segera melakukan audit dan perbaikan,” katanya.

Tak hanya itu, Junsam juga mengingatkan pihak Pemerintah Kabupaten Bogor agar segera mendata seluruh bangunan sekolah dasar dan menengah negeri di wilayahnya.

Ia menegaskan agar ketika ditemukan kerusakan, perbaikan dilakukan tanpa menunda.

“Ya supaya tidak kejadian seperti ini. Kami akan lakukan pengawasan lebih. Karena sekolah adalah tempat belajar yang harusnya aman bagi siswa,” tambahnya.

Kondisi gedung SMKN 1 Cileungsi yang roboh ini menjadi alarm bagi seluruh pihak terkait bahwa aspek keselamatan dan kualitas konstruksi sekolah tidak bisa dianggap remeh.

Dengan menggunakan metode piramida terbalik, informasi paling penting yakni kejadian robohnya atap dan tuntutan perbaikan segera disampaikan lebih dulu, lalu diikuti dengan fakta pelengkap dan ajakan tindakan dari pihak stakeholder.

Baca Juga:Vinicius Junior Minta Maaf, Tak Sebut Nama Xabi Alonso: Tanda Retaknya Hubungan di Real Madrid?Legenda Setan Merah Akui Salah, Bryan Mbeumo Ternyata Rekrutan Terbaik Manchester United!

Pemeriksaan lebih lanjut terhadap struktur bangunan, tanggal pengerjaan, dan standar kontruksi yang diterapkan akan menjadi langkah krusial bagi Pemprov Jawa Barat dan Pemkab Bogor.

Semua pihak berharap agar insiden serupa tidak terulang demi menjamin keamanan siswa saat proses belajar mengajar berlangsung.

0 Komentar