Coklat Kita Silatusantren ke-7 Sukses Digelar, 2.000 Santri Ponpes Nurul Iman Sambut Antusias Kegiatan

Coklat Kita Silatusantren
Perwakilan dari Coklat Kita, Yudi Wateangin (kedua dari kiri) bersama Perwakilan Dewan Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Iman, H. Muhammad Fuad Syafi\'I (ketiga dari kiri)
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Coklat Kita Silaturahmi Berkesan ke Pondok Pesantren (Silatusantren) kembali digelar. Pondok Pesantren Nurul Iman di Jl. Cibaduyut Raya, Kelurahan Cibaduyut Wetan, Kecamatan Bojongloa Wetan, Kota Bandung menjadi titik ketujuh pelaksanaan Coklat Kita Silatusantren. Sedikitnya, 10 pesantren juga ikut bergabung dalam acara tersebut.

Perwakilan dari Coklat Kita, Yudi Wateangin mengatakan, seperti biasa Silatusantren merupakan kegiatan yang berfokus pada pengelolaan dan pemanfaatan sampah lebih berguna. ”Kegiatan ini bisa jadi model atau percontohan dalam pengelolaan limbah organik dan anorganik di pesantren,” ungkap Yudi di sela-sela kegiatan, Minggu (3/8/2025).

Dalam kegiatan yang diikuti dua ribu lebih para santri dan pengasuh pondok pesantren Nurur Iman itu, Coklat Kita Silatusantren mengedukasi para peserta cara memanfaatkan sampah menjadi pupuk dan bernilai ekonomis.

Baca Juga:Bidik Pesepakbola Putri, MilkLife Soccer Challenge 2025 – 2026 Gelar Turnamen di 10 KotaDaya Group Apresiasi Anak Buah Perusahaan di Ajang Daya Improvement Forum 2025

Yudi Wateangin mengtakan, kegiatan edukatif ini merupakan bagian dari program literasi lingkungan yang menyasar kalangan pesantren di Jawa Barat. ”Di setiap titik, termasuk di Nurul Iman ini, santri dan pengurus pesantren diberikan pelatihan tentang memilah dan memanfaatkan sampah,” terangnya.

Tidak hanya teori, mereka juga diajak praktik langsung cara pembuatan kompos dengan tujuan agar pengelolaan sampah bisa diterapkan secara nyata di lingkungan pondok dan sekitarnya.

”Kami ingin menanamkan kesadaran sejak dini soal pentingnya memilah sampah dan bagaimana memanfaatkannya. Tidak hanya sampah organik menjadi kompos, tapi juga limbah anorganik bisa bernilai ekonomi,” bebernya.

Yudi Wateangin menegaskan Coklat Kita Silatusantren menargetkan pesantren-pesantren yang dilibatkan dalam program ini bisa menjadi model pengelolaan lingkungan bagi pondok lain di Jawa Barat. Tidak hanya berdampak di internal pesantren, tapi juga menjangkau masyarakat sekitar.

”Kami tidak bisa menjangkau semua pesantren, tapi kami berharap dari 15 titik ini bisa muncul duta-duta lingkungan yang jadi contoh dan menginspirasi perubahan,” tegas Yudi.

Perwakilan Dewan Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Iman, H. Muhammad Fuad Syafi’i menyambut antusias program yang digagas Coklat Kita itu. Menurutnya, kegiatan ini sangat relevan dan berdampak langsung pada pembentukan karakter dan kepedulian lingkungan para santri.

0 Komentar