Coklat Kita Silatusantren ke-7 Sukses Digelar, 2.000 Santri Ponpes Nurul Iman Sambut Antusias Kegiatan

Coklat Kita Silatusantren
Perwakilan dari Coklat Kita, Yudi Wateangin (kedua dari kiri) bersama Perwakilan Dewan Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Iman, H. Muhammad Fuad Syafi\'I (ketiga dari kiri)
0 Komentar

”Kami sangat berterima kasih. Edukasi seperti ini penting, apalagi kami punya 2.000 santri. Jika satu per satu paham dan menerapkan, maka perubahan besar bisa dimulai dari sini,” ujar Fuad.

Menurut Fuad, pesantren juga sudah memiliki sistem pengelolaan sampah internal, namun kegiatan dari Coklat Kita ini memperkaya wawasan baru dan menambah inovasi dalam pengelolaan limbah. Sampah yang sebelumnya hanya dipilah, kini bisa dikelola menjadi barang yang bermanfaat atau bernilai guna.

Lebih lanjut, Fuad mengungkapkan sejak didirikan tahun 1997 oleh KH. Khoerudin Aly yang juga menjabat sebagai Rohis Suriyah NU Kota Bandung, Pondok Pesantren Nurul Iman telah mengalami relokasi tahun 2019, akibat proyek kereta cepat. Kini, bangunan baru berdiri tak jauh dari lokasi lama dan menaungi lembaga pendidikan dari tingkat TK hingga SMA.

Baca Juga:Bidik Pesepakbola Putri, MilkLife Soccer Challenge 2025 – 2026 Gelar Turnamen di 10 KotaDaya Group Apresiasi Anak Buah Perusahaan di Ajang Daya Improvement Forum 2025

”Dulunya kami hanya memilah sampah, tapi dengan kegiatan ini kami jadi paham bahwa limbah bisa jadi barang bermanfaat. Ini akan kami tindak lanjuti,” tambah Fuad.

Ia mengungkapkan Program Coklat Kita menunjukkan kolaborasi antar elemen masyarakat, dunia akademik, dan komunitas pesantren bisa menciptakan perubahan konkret dalam mengatasi persoalan sampah yang terus menjadi isu krusial di perkotaan.(*)

0 Komentar