JABAR EKSPRES – Perusahaan investasi Danantara menegaskan komitmennya terhadap pembangunan ekonomi Indonesia, meskipun bersiap untuk memperluas portofolio global dengan alokasi dana hingga Rp130 triliun ke Amerika Serikat.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKPM) sekaligus CEO Danantara, Rosan Roeslani, mengatakan focus utama investasi tetap berada di dalam negeri, meskipun ada rencana ekspansi ke luar negeri, termasuk Amerika Serikat (AS).
Pernyataan itu ia sampaikan saat menanggapi kabar terkait investasi Danantara sebesar Rp130 triliun di AS yang disebut-sebut muncul dalam negosiasi Presiden Prabowo Subianto dengan Presiden AS Donald Trump.
Baca Juga:Strategi Baru Pemerintah, Genjot Ekspor Tekstil dan Aparel di tengah Tarif AS 19 PersenPerda Sumedang Soal Mendirikan Menara BTS Dinilai Perlu Disempurnakan, Jarak Aman dan Ekologis Jadi Perhatian
“Kita evaluasi semua investasi. Kita kan fokusnya di Indonesia dulu ya, skemanya 80 persen investasi di Indonesia dan 20 persen di luar negeri,” ujar Rosan, dikutip dari ANTARA Rabu (23/7).
Ia menjelaskan Danantara tidak hanya mempertimbangkan peluang di AS, namun juga di sejumlah negara lain, dengan tetap mengedepankan aspek strategis.
“Yang penting bagi kami adalah bagaimana dengan kami investasi itu ada transfer teknologinya dan juga ada penciptaan lapangan pekerjaannya, memberikan imbah hasil sesuai benchmark di atas biaya modal kami,” katanya.
Ia menegaskan bahwa setiap keputusan investasi Danantara didasarkan pada prinsip kehati-hatian, dampak strategis, dan keberlanjutan ekonomi.
Lebih jauh, Danantara juga tengah mengkaji peluang serupa di negara lain, tetapi tetap dengan pendekatan yang selektif dan berbasis kepentingan nasional jangka panjang.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa Indonesia menyiapkan investasi besar di AS, mulai dari membeli produk energi hingga bangung kilang dengan total investasi 34 miliar dolar AS untuk mengurangi defisit perdagangan AS dan Indonesia.
Khusus untuk kilang, Airlangga mengatakan investasinya mencapai 8 miliar dolar AS.
