JABAR EKSPRES – Siapa yang menyangka ternyata ada penyalahguaan terhadap rekening bansos (bantuan sosial).
Penyalahgunaan rekening bansos ini diungkap langsung oleh Kepala PPATK (Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan), Ivan Yustiavandana.
Berdasarkan temuan dari pihak PPATK, rekening bansos ini setidaknya digunakan untuk dua hal yang tidak semestinya.
Baca Juga:Mengenal Ikhwan Tanamal, Pemain Baru Persib yang Langsung Gabung Persis SoloFix? Rafael Struick Tak Akan Gabung Persib, Tapi ke Dewa United
Pertama, rekening bansos ini siapa yang menyangka ternyata digunakan untuk judi online (judol).
Setidaknya ada ratusan ribu rekening penerima bansos yang terindikasi terlibat judol, pendanaan terorisme dan korupsi.
Temuan mengejutkan ini tentunya menimbulkan reaksi dari publik dan mendesak DPR untuk melakukan audit total.
Kepala PPATK, Ivan Yustiavandana membenarkan terkait kabar adanya ratusan ribu rekening bansos yang disalahgunakan.
“Ya kita masih, baru satu bank ya, baru satu bank. Jadi kita cocokin NIK-nya, ternyata memang ada NIK yang penerima bansos yang juga menjadi pemain judol, ya itu 500 ribu sekian,” tuturnya dikutip dari Disway.ID.
“Tapi ternyata ada juga NIK-nya yang terkait dengan tindakan pidana korupsi, bahkan ada yang pendanaan terorisme,” kata Ivan menambahkan.
Namun untuk jumlah rekening yang terindikasi digunakan untuk pendanaan terorisme mencapai lebih dari 100 orang.
Baca Juga:338.091 Siswa Diterima di Sekolah NegeriDANA Kaget Rabu, 9 Juli 2025, Rezeki Tengah Pekan, Buruan Klaim Sebelum Kehabisan!
“Lebih dari 100 orang itu NIK-nya teridentifikasi terlibat mengenai kegiatan pendanaan terorisme,” ucapnya.
Hanya saja Ivan tidak menjelaskan lebih rinci terkait hal tersebut dan mengungkapkan akan melakukan koordinasi dengan Menteri Sosial, Saifullah Yusuf.
“Nanti, ya, nanti ya. Nanti kami dengan Pak Mensos,” tuturnya.
Puan Maharani Beri Tanggapan
Dalam kesempatan yang berbeda, Ketua DPR RI Puan Maharani meminta pemerintah untuk menelusuri dan memvalidasi secara menyeluruh terhadap data penerima bansos yang terindikasi penyalahgunaan.
“Temuan ini harus ditindaklanjuti dengan hati-hati dan ditelusuri secara tuntas. Validasi data sangat penting agar jangan sampai masyarakat rentan yang seharusnya dilindungi justru menjadi korban dua kali. Datanya disalahgunakan, lalu bantuan sosialnya dihentikan,” ucapnya.*
